Suriyanti Nasution: 2020

Tuesday, October 6, 2020

Alisya Sabrina Malik

    Tulisan ini menjawab dari setiap orang yang chat melalui email, blog, instagram saya mengenai hasil dari program, kami tidak bisa menjawab ini dari program kehamilan atau dari proses alami karena bulan Januari 2017 kami memutuskan berhenti program sejenak sebelum mempersiapkan proses inseminasi, belum sampai proses itu dibeberapa bulan istirahat program dan terus ikhtiar berserahdiri pada Allah, atas izin Allah Allah berikan yang terbaik. Sebenarnya tulisan ini sudah ada di draf sejak Maret 2018 namun belum saya upload dan belum saya selesaikan tulisannya, baru hari ini ketika sengang saya upload dan tambahkan beberapa tulisan.

  Perjalanan pernikahan kami memiliki berbagai macam cobaan dan keinginan, untuk mencapai keinginan terbesar kami Allah memberikan berbagai macam cobaan yang kadang membuat kami semakin harus lebih bersabar dan yakin Allah akan mengabulkan keinginan kami itu.

    Melalui doa dan berbagai macam usaha dari tradisional hingga dokter kami jalanin, Alhamdulillah di waktu yang penuh makna yaitu saat nuzul quran ramadhan tahun 2017 Allah mengabulkan doa kami. Saat itu saya sudah telat datang bulan yang seharusnya 19 Mei 2017 namun sudah hampir memasuki siklus datang bulan lagi tapi belum kunjung datang bulan. Pagi itu tanggal 10 juni 2017 di saat menjelang malam sahur saya melakukan test pack untuk memastikan apakah saya hamil atau ndak sebenarnya ragu karena selama ini melakukan test pack selalu mendapatkan hasil negatif. 

    MasyaAllah, Alhamdulillah Alllah izinkan hambanya ini untuk merasakan bagaimana mengandung dan kami merasakan menjadi orangtua. Banyak lika liku proses kehamilan Alisya, dari saya yang mengalami hipersalivasi yaitu air liur yang berlebihan, membuat saya kemanapun pergi membawa kantong plastik, selalu dilihatin orang karena bolak balik meluda, namun saya tetap bahagia dan enggak hiraukan orang memandang saya bagaimana yang terpenting saya melakukan adab meludah yang sopan bukan meludah sembarangan.

    Kandungan mulai memasuki 40 minggu namun belum kunjung ada kontraksi sehingga saya diminta untuk melakukan induksi selama kurang lebih 24 jam, daripada saya cecar lebih memilih induksi dan berusaha semaksimal mungkin, aduhai SubhanaAllah nikmat sekali sakitnya induksi dan sudah mempersiapkan mental dari mencari berbagai informasi dari orang yang pernah induksi sehingga membuat saya lebih bisa mengkontrol diri dan bersabar agar bisa bertemu buah hati kami. Terima kasih suamiku yang selalu bersama saya saat proses persalinan dan memberikan kekuatan untuk saya beserta umi saya.

    Alhamdulillah tepat adzan dzuhur Jakarta tanggal 28 januari 2018 amanah Allah lahir yang kami berinama Alisya Shabrina Malik, anak perempuan InsyaAllah sholeha. Belum selesai perjuangan kami untuk bersama bertiga, dihari ke 2 Alisya harus masuk NICU karena CRP tinggi harus diber antibiotik selama 5 hari. Baru satu malam bersama harus berpisah kembali dan harus naik turun lantai dalam kondisi saya belum stabil karena sempat di transfusi darah karena HB rendah. Penuh semangat saya lakukan pemerahan ASI agar Alisya cepat pulih dan bisa bersama kami atas izin Allah dihari kamis kami sudah pulang ke rumah. Sungguh berat waktu itu baru lahiran dan pindah kamar malam hari hanya boleh berdua dengan Alisya saja semua para suami tidak diizinkan dikamar jika malam hari akhirnya ini membuat saya sedikit trauma untuk lahiran di RS dan mencari RS ataupun klinik yang mengizinkan suami full menemanin dikamar saat setelah lahiran untuk anak kedua kami nantinya. 

Alhamdulillah kami sudah bersama di rumah namun masih ada tantangan kembali yang membuat kami harus lebih kuat dan sabar, satu minggu di rumah tepat 5 februari 2018 daerah rumah kami kebanjiran dan ini kali pertama selama kami disini Alhamdulillahnya kami sudah mempersiapkan tas siaga sehingga saat terjadi banjir kami tinggal angkat tas siaga dan mempersiapkan keperluan Alisya saja sisanya ikhlasin saja karena kondisi sudah enggak sempat 100% mengamankannya, namun ini menjadi pembelajaran untuk kami. Menjadi pengungsi dan Alisya terkena diare hebat sehingga harus dibawa ke RS yang terdekat.

Alhamdulillah Allah izinkan kami untuk mendapatkan amanahnya yang harus kami jaga, Alhamdulillah pula Allah izinkan saya untuk memberikan perjalanan hadirnya Alisya dalam sebuah buku yang menjadi hadiah untuknya dari kami, jika ingin lebih tahu proses dan cara kami mengedukasi Alisya dapat membaca atau membeli buku ini.

Pembelian buku dapat dilakukan melalui
https://guepediastore.com/products/9417213/you-are-special
https://www.tokopedia.com/guepedia/you-are-special


Wednesday, September 9, 2020

Edukasi Anak Balita Dimasa Pandemic Covid19

     Assalamualaikum. Selamat dan terima kasih telah membaca tulisan saya ini. Seperti judul kali ini kita akan membahas mengenai mengedukasi anak balita dimasa pandemic covid19, ada tantangan tersendiri dalam mengedukasi anak balita berbeda dengan kita mengedukasi orang dewasa ataupun anak-anak yang sudah nalar pemikirannya. Pada umumnya anak balita masih sulit memahami akan penjelasan, ia hanya tahu mencontoh, memahami dan melihat, tulisan ini saya buat dari pengalaman kami mengedukasi Alisya.

    Pembahasan ini saya bagi menjadi beberapa hal dari mengenal apa itu virus covid19, gaya hidup baru : menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker, terakhir pembahasan etika batuk dan bersin.

    Mari kita masuk pembahasan pertama mengenalkan tentang virus dan kuman. Apakah itu Virus dan Kuman? Dimanakah Dia?. Sulit bagi kita menjelaskan mau secara rinci ilmiah maka kita menjelaskan dengan yang biasanya anak kita sukai bagaimana caranya? Kami sendiri menggunakan permainan, membaca buku, dengan menyanyikan lagu virus kuman, dan menunjukkan gambar-gambar. 

  1. Permainan apakah yang bisa membuat anak faham? Simpel siapkan bahan berupa lada, sabun dan air. Tuang air kedalam 2 wadah, lalu masukan bubuk merica (lada) kesalah satu wadah air, siapkan sabun cair. Ajak anak untuk percobaan pertama ; masukan tangan ke air yang sudah ada ladanya maka hasilnya lada akan menempel ditangan ataupun tangan belum terkena air maka lada akan menempel. percobaan kedua minta anak celupkan tangan ke sabun cair lalu masukan ke wadah yang berisi air lada maka lada akan menjauh dari tetesan tangan yang ada sabunnya. Lalu kita sampaikan begitu pula kuman dan virus tidak terlihat namun jika kita tidak cuci tangan maka virus dan kuman menempel di tubuh kita tertama tangan lalu kita mengusapkan wajah ataupun mulut serta hidung maka virus dan kuman masuk ke tubuh kita. Muda, simpel dan jelas dimengerti anak balita.
  2. Membaca Buku, ini sesuatu hal yang harus membuat kita mengeluarkan dana untuk membeli buku atau mengeluarkan waktu khusus untuk mencari bahan bacaan menarik seperti komik atau buku cerita bergambar tentang virus dan kuman. Membacakan sesering mungkin jika perlu carilah buku yang jelas memberikan gambar bentuk virus dan kuman.
  3. Menyanyikan Lagu, jika anak suka menonton bisa carikan nyanyian anak tentang virus dan kuman atau kita mencari lagu tentang hal itu. Kalau kami karena saya dari Alisya bayi suka mengarang lagu untuknya maka saya mengarang atau menciptakan lagu sendiri yang menurut saya masuk akan dan unik liriknya sehingga anak muda memahami maksud lagu tersebut dan bisa menghafalkan sama-sama. Seperti lirik ciptaan saya Saya Unik, bentuk saya tidak bisa dilihat secara langsung, seperti angin ndak bisa dilihat namun dirasakan. Saya suka berpindah-pindah dan membuat orang sakit, jika saya sudah ada di tubuh maka tubuhmu akan flu, demam,batuk dan sesak nafas. Juga lagu tentang bersih-bersih Gosok-gosok, badanku digosok, agar kuman jahat mati dan aku hidup sehat.
  4. Menunjukkan Gambar-Gambar, karena dilingkungan kami ada spanduk bear dan buku-buku maka kami menunjukkan kepada Alisya bagaimana maksud dari gambar tersebut. Lama kelamaan Alisya faham sendiri dan menjelaskan kepada kami apa maksudnya.

    Gaya hidup baru : menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker, terakhir pembahasan etika batuk dan bersin. Gaya hidup baru ini membuat semua orang merasakan hal yang aneh dan kelamaan menjadi suatu kebiasaan, namun ndak semua orang melakukan gaya hidup baru ini. Cara kami mengajarkan gaya hidup baru kepada Alisya dengan memberijan contoh dan penjelasan kepadanya. Pertama tentang menggunakan masker, saya dan suami sengaja setiap keluar pintu memakai masker dan menyampaikan kepada Alisya diluar banyak virus dan kuman sehingga harus memakai masker, awalnya Alisya heran dipakaikan masker dan bertanya apa ini? Alisya susah nafas. Lalu kami menjelaskan Mami abi memakai masker untuk melindungi kita semua dari virus, memang awalnya terasa sesak namun jika sering menggunakannya sudah tidak sesak dan lebih sesak susah nafas jika virusnya masuk ke tubuh kita. Alhamdulillah Alisya memahami dan jika ada orang tidak pakai masker ia protes dan kadang suka sampaikan ke orang tersebut. Mengenai menjaga jarak kami tunjukkan gambar orang yang berjauhan, lalu mennjukkan bila bertemu orang secara langsung menjaga jarak, jika Abi atau Mami dari luar harus menjaga jarak salam jarak jauh dengan tangan di dada lalu bersih-bersih badan dengan cara mandi. Jika batuk dan bersin maka menutup mulut agar virus tidak menyebar ke orang lain , itu tidak sopan jika tidak menutup mulut dan hidung. Kami juga mengurangi keluar rumah untuk bertemu orang ataupun ketempat keramaian kecuali urgent.
    
    Sekian pembahasan tentang edukasi anak balita dimasa pandemic, berharap saya bisa menyelesaikan penulisan buku tentang Alisya yang didalamnya juga ada soal edukasi. Aaamiin. Selamat mencoba