Suriyanti Nasution: March 2017

Friday, March 31, 2017

Spiritual Journey Malaysia, Thailand, Singapore

Assalamualaikum, salam kenal dan selamat membaca. Tulisan saya ini membahas mengenai perjalanan saya dan suami dengan tema "Menjelajahi Tempat Ibadah di Malaysia, Singapore dan Thailand". Perjalanan kami hampir mencapai 2 minggu dengan bermodal backpacker, dan kali ini perjalanan untuk merayakan anniversery kami yang ke 3 tahun.

Seperti tema kami tempat ibadah berarti kami mengunjungi tempat ibadah Islam, Kristen, Hindu dan Budha. Mungkin pada bertanya mengapa mengunjungi dan apakah ndak salah aturan. So jawaban kami, untuk memahami hidup disuatu negara dengan berbagai macam agama namun tetap rukun, melihat sisi sejarah bangunan dan selain itu kami ndak memasuki gedung hanya diluar saja kecuali tempat ibadah untuk Muslim yaitu Masjid (Mosque).

Sebelum panjang lebar saya akan memberikan sedikit keterangan agar ndak bingung ya mengenai nama agama dan rumah ibadahnya.
 Mosque: Masjid : Islam
Church: Gereja : Kristen
Temple: Pura : Hindu
Shrine: Wihara : Budha
Oya, perjalanan kami waktu itu dimuali pada tanggal 24 Januari 2017-  03 Maret 2017. Perjalanan kami dengan rute :
Malaysia : Muar, Johor Bahru - Malaka- Kuala Lumpur
Thailand : Hatyai-Songkhlah
Singapore

1.MALAYSIA

A. KUALA LUMPUR

Jika kita berkunjung ke Kuala Lumpur maka dengan sendirinya kita akan mengunjungi Masjid tanpa harus diperintah sebab menjalankan kewajiban sebagai umat Muslim, di Kuala Lumpur mungkin teman-teman sudah pernah kesana namun jangan pernah sia-siakan waktu terutama ke masjid yang cukup dikenal, seperti :

Masjid Jamek
1) Masjid Jamek yang berada ndak jauh dari China Town (Pettaling Street), juga berketepatan disamping stasiun Masjid Jamek yang dimana kita bisa kesana jika dari Terminal Bersepadu Selatan atau mau kesana sebab stasiun ini merupakan tempat yang biasa digunakan untuk transit LRT atau MRT.


2) Masjid Negara, masjid ini berada ndak jauh dari Stasiun Pasar Seni, juga suasana masjid yang megah dan luas.Sayangnya waktu itu saya ndak kesana sama suami, namun saat ke Kuala Lumpur sendirian pernah kesana.




 3) Masjid Kampung Baru, masjid ini berada dikawasan kampung baru dan ada hatle Go KL. Kami kemari untuk menjalankan shalat zuhur dan ashar setelah menghadiri acara keluarga besar Muhammadiyah di Kelab Sulaiman (Aula) jangan terkeco dengan nama bangunanya ya, ini hanya nama aslinya gedung serbaguna. Hehehe


4) Masjid India, masjid ini berada di kawasan Little India Kuala Lumpur, dikawasan ini banyak toko
penjual pakaian muslim dan keperluan lainnya, selain itu banyak tokoh penjual kain terutama kain Melayu dan India, dan yang paling saya juga suami sukai dari tempat ini yaitu makanan India seperti manisan, kari, parata dan lainnya. Maklum ya suami lahir dan besar di Bangladesh-Pakistan so makananya ya sama seperti India hehehe. Paling saya sukai suami bisa bahasa urdu jadi bisalah nego dikit hehehe.

Batu Cave
 5)Pura (Kuil) Batu Cave, sudah tahu ya tempat ini selain terkenal sebagai objek wisata 227 tangga
dan patung dewa besar berwarna kuning emas ini merupakan tempat Kuil Hindu disini mayoritas orang India so ndak heran diwaktu tertentu tempat ini ramai sekali.




6) Wihara, tempat ini terletak ndak jauh dari petaling street, Kuala Lumpur. Kebanyakan disini orang cina ya... Jadi diwaktu tertentu bakalan ramai dan siap-siap melihat dari jauh saja

Untuk pembahasan seputar perjalanan kami di Kuala Lumpur dapat membaca link Kuala Lumpur

B. MUAR 

Masjid 
Kedua Masjid Yang Berseberangan
Saya akan membahas dari Malaysia, kami berada di Muar dan tinggal di pondok pesantren, di Muar ini ada 2 masjid yang terkenal dan tempatnya berada beseberangan hanya saja yang memisahkan kedua masjid ini yaitu sungai, Masjid ini bernama Masjid Jamek Sultan Ibrahim Muar dan Masjid Sultan Ismail Muar .


Bagi para wisatawan tempat ini menjadi rekomendasi sekali, sembari menjalankan ibadah shalat kita bisa dimanjakan dengan pemandangan muara menuju laut lepas dan juga ada pelabuhan kecil untuk penyeberangan menuju Dumai,Indonesia.

Untuk pembahasan seputar perjalanan kami di Muar dapat membaca link Muar

C. MALAKA

Malaka ini merupakan tempat yang terkenal dengan sejarah kesultanan dan penjajahan, kali ini kami mengunjung tempat ibadah seperti masjid dan gereja.
1) Masjid Kampung Kling dan Kampung Hulu


 2) Gereja Christ Church Melaka
ST Francis Xavier Melaka
Dipusat kota Malaka berwarna merah dan terkenal dengan kawasan bangunan merah.


4) Gereja Church of ST Francis Xavier Melaka
 Gereja yang berbentuk arsitek bangunan di Francis.

5) Wihara Malaka (Lupa namanya)






Untuk pembahasan seputar Malaka dapat membaca link Malaka


 

 

2. HATYAI,SONGKLAH,THAILAND 

Wihara di Hatyai
Untuk dikawasan Thailand kami lebih banyak fokus pada Wihara, karena disini banyak sekali tempat ibadah beragama Budha. Di Thailand kami ndak banyak menyimpan foto-foto ya, so apa adanya saja. Untuk pembahasan perjalanan kami di Hatyai,Songklah Thailand bisa membuka link Hatyai,Songklah Thailand








  

3. SINGAPORE

Masjid Sultan, masjid ini berada di daerah Arab Street yang dekat dengan Bugis, di daerah ini banyak tempat makan yang murah dan enak. Masjid ini juga sebagai tempat wisata dan merupakan masjid tertua dengan nuansa Melayu. Satu lagi Masjid Abdul Gafoor.


Pembahasan mengenai perjalanan di Singapore bisa membuka link Liburan di Singapore
Pembahasan tips murah di Singapore bisa membuka link Tips Murah Liburan Di Singapore








Wednesday, March 29, 2017

Backpacker ke Hatyai,Thailand


Hatyai dan Songklah, Thailand, 30 Januari 2017 :
Merencanakan perjalanan ke Thailand namun hanya memiliki waktu satu hingga dua hari saja selain itu buget yang terbatas, so kami memutuskan untuk ke Hatyai dan Pattani terlebih kami ingin bersilaturahmi ke kerabat kami yang ada di Pattani. Akan tetapi kami gagal ke Pattani karena kerabat kami sedang berada di Bangkok, mendadak harus mengantar seseorang so kami hanya putuskan untuk berada di Hatyai saja.

Dengan alasan diatas maka memuaskan diri untuk menikmati 2 wilayah ini, sebelum lebih jauh membahas cerita perjalanan kami saya akan menjelaskan tentang Hatyai. Hatyai ini merupakan sebuah Kabupaten bagi kita, sebab Hatyai berada di Thailand Selatan dengan nama kota Songklah. Hatyai ini merupakan wilayah terdekat dari Kuala Lumpur,Malaysia so ndak heran banyak para turis akan mendatangi tempat ini, akan tetapi kita akan kesulitan dengan tulisan Thailand walau sebenarnya ada tulisan biasa namun tetap saja ndak terlalu banyak, tapi jangan khawatir juga disana banyak orang Melayu,Muslim yang bisa berbahasa Melayu.

Dengan waktu 1 hari kami, daripada membuang waktu begitu saja kami melangkahkan kaki ini menyelusuri 2 wilayah yaitu kota provinsi Thailand Selatan (Songklah) dan Hatyai. Mungkin pada bertanya mengapa bisa 1 hari apakah jarak berdekatan? Mmmm Hatyai ke Songklah hanya dengan jarak tempau 1-2jam saja, so ndak terlalu sulit bukan. Baiklah saya akan memulai menceritakan perjalanan kami ini.
Kemarin itu saya dan suami memilih menggunakan penyewaan tuk-tuk dengan menunjukan tujuan kami, ini akan saya bahas setelah saya memberikan informasi 3 cara mengelilingi 2 wilayah ini.

Menjelajahi 2 wilayah ini kita bisa menggunakan 3 cara :
1.       Menggunakan jasa travel dan tour
Jika kita merupakan orang yang malas ambil ribet dan masih awam dengan Thailand terlebih tulisannya yang ndak kita ketahui maka bisa menggunakan jasa travel dan tour yang banyak kita jumpai dekat atau seputar wilayah Pasar Gim Yong. Salah satunya seperti yang ada di foto ini. Setiap tempat travel dan tour akan mematok harga yang berbeda-beda ya.

2.       Sewa Tuk-Tuk
Jika berlibur dengan lebih dari 3 orang atau lebih, selain itu ingin lebih murah dari jasa tour atau mandiri dan kita merupakan orang yang suka mencari sesuatu dan ingin berkenalan dengan salah satu supir tuk-tuk untuk dijadikan rekomendasi ke rekan-rekan terlebih juga untuk tahap awal bagi yang awam dengan Thailand maka bisa gunakan tuk-tuk disewa 1 harian. Rute biasanya sesuai dengan keinginan kita mau kemana-kemana saja dengan harga 1.500Bath , namun kadang kala supir tuk-tuk menambah tempat yang belum masuk daftar list namun jarang sekali dapat supir yang seperti ini, jika mau ini saya akan merekomendasikan ke kalian salah satu supir tuk-tuk dengan Bang Saman. Bahasa Melayunya bagus betul malah mendekati bahasa Indonesia jadi ndak sulit diajak bicara. Biasanya jika mendapatkan supir lainnya maka akan memberikan rute umumnya penyewaan tuk-tuk ke tempat wisata yaitu :
a.       Songklah : Patung Naga Songklah- Bundaran Taman Meriam (bisa jalan kaki dari Patung Naga) - Samila Beach-Tangkuan Hill-Sleeping Budha
b.      Hatyai : Wat Hat Yai City Park, Floating Market, Big Budha

3.       Mandiri (Naik turun menggunakan Songthew dan Tuk-tuk)
Sesuai judul “mandiri” so sudah faham ya maksudnya, memang irit menghabiskan uang 240-300bath akan tetapi kita akan naik turun dari kendaran yang bernama songthew dan tuk-tuk terlebih mereka hampir mirip jadi harus pandai-pandai melihatnya, selain itu juga harus mempersiapkan mental hingga fisik dan ndak lupa uang receh ya. Memang asik sih, mendapatkan petualangan baru dengan risiko yang seperti diatas. Untuk penjelasan ini nanti akan saya bahas.

So sudah jelas ya mengenai 3 cara yang harus kalian ambil mana yang terbaik untuk para rekan yang akan berkunjung kesana. Kini wkatunya saya menceritakan perjalanan kami.


1.       Terminal Bersepadu Selatan
Tepat tanggal 29 Januari 2017 kami harus meninggalkan Kuala Lumpur menuju Thailand Selatan, seharusnya kami berangkat pada tanggal 28 Januari 2017 namun karena kehabisan tiket terlebih saat itu tahun baru Cina tanpa kami sadari ya harus menangung risiko kehabisan tiket dan mengundur 1 hari lagi di Kuala Lumpur Alhamdulillahnya kami menginap dirumah kerabat suami semasa kecil duluh. Perjalanan kami dari Terminal Bersepadu Selatan, Kuala Lumpur pkl 11.00pm dan paling lambat cek in pkl 09.30pm, so kami menyegerakan diri meluncur ke Terminal Bersepadu Selatan menggunakan MRT dari Masjid Jamek, agar ndak ada transit-transit lagi. Dari Masjid Jamek ke Stasiun Bandar Tasik (Seberang Terminal Bersepatu Selatan) RM3,60 gunakan sri petaling atau kelana jaya tujuan akhir Putra Heights.

Bus Yang Kami Gunakan
Berhubung sampai sana kami masih pkl 08.30pm maka kami duduk santai ria menikmati suasana Terminal Bersepadu Selatan yang cukup luas, bersih dan seperti bandara. Ndak lupa pula sebelum pergi kami makan malam yang diberi oleh petugas Masjid Jamek saat shalat magrib (ndak heran ya, di Kuala Lumpur seperti ini abis shalat magrib dapat bekal).
Pkl 21.30 wib waktunya kami cek in dengan antrian yang cukup lumayan efek hanya ada 2 tempat cek in saja, ingat ya harus teratur dan antri jangan serobotan, malu ya. Setelah giliran kami, kami turun menggunakan sekalator ke lantai dasar tempat ruang tunggu. Cukup luas dan harus melihat gate berapa kita menunggu yang tertulis disana. Duduk santai ndak lupa beli air mineral ukuran sedang dengan harga RM1.50 ndak mahal kan.
Waktu yang kami tunggu-tunggu tiba pkl 11.00pm kami diminta naik kedalam bus, waktunya berangkat dari Kuala Lumpur menggunakan bus Alisan Golden Coach BNH 8396. Selamat Tinggal Kuala Lumpur Sementara Waktu.

2.       Perjalanan Kuala Lumpur-Thailand Selatan :
Di dalam mobil Alisan Golden Coach BNH 8396 kami menikmati perjalanan malam kami ini, sungguh lelah namun mengasikan lo. Untuk menghemat ya begini berangkat malam hari agar tiba disana pagi hari, perjalanan Kuala Lumpur menuju Hatyai,Thailand Selatan dengan jarak tempuh 8-10jam.
Depature Card

Oya, nanti sebelum memasuki imigrasi Bukit Kayu Hitam,Danok petugas bus akan meminta passport kita untuk nantinya mempermuda petugas imigrasi mendata passport kita sebelum masuk ke imigrasi utama Malaysia menuju Thailand. Selain itu supir bus akan memberikan lembaran Departure Card untuk memasuki wilayah Thailand, ini mempermuda kita saat di imigrasi Thaliand, ndak perlu berlama-lama menulis lagi, sambil bus berjalan kita menulis nanti saat  tiba tinggal masukan ke passport untuk di data di imigrasi Thailand.

Kami tiba di imigrasi Kuala Lumpur,Malaysia sehingga harus turun untuk pendaatan di imigrasi tersebut, waktu dini hari namun banyak yang antri panjang. Alhamdulillah petugas ndak banyak tanya ini itu. Lolos imigrasi lanjut kami mencari dimana bus kami parker dan wajib ingat plat busnya karena banyak sekali bus berderet.

Kami melanjutkan perjalanan menuju Imigrasi Thailand dengan menggunakan bus kembali, hingga akhirnya kami mentok ndak bisa bergerak karena imigrasi Thailand belum buka jam dini hari hingga kami menunggu jam buka pkl 06.00am kalau ndak salah. Bosan si iya namun menikmati sekali, kami melihat banyak bus mengantri, orang berserak di luar dan mobil-mobil pribadi. Ndak heran ya, soalnya pas masa liburan tahun baru Cina sih. Akhirnya karena kebosanan menghampiri suami saya keluar bus dan ngobrol dengan orang India yang kerja di Malaysia. Mereka menceritakan kalau mereka ndak memiliki Visa Thailand jadi nanti mereka akan menggunakan jalur agen gitulah dengan membayar.




3.       Hatyai dan Songklah, Thailand, 30 Januari 2017 :

Waktu yang kami tunggu untuk memasuki Thailand tiba, waktunya masuk bus menuju lokasi dan setiba di imigrasi Thailan, waduh antrian panjang bener dan saya juga kaget ternyata imigrasinya seperti hanya tempat pengecapan atau terminal yang ada petugas dishub gitu bentuknya atau seperti pintu tol di Jakarta gitu. Sudah terbayang ya. Selain ramai juga penuh keberisikan dan desak-desakan sangking ramainya, saya dan suami terpisah dari orang India tersebut, kami mengantri cukup lama dan terakhir suami saya langsung membawa 2 pasport punya suami dan saya, saya berada di belakangnya untuk menunggu antrian cap jempol dan foto. Seperti umumnya imigrasi akan ditanya berapa hari disana, menginap dimana, tujuan kedatangan apa.
Yang Dilingkari Bus Kami Gunakan

Urusan imigrasi selesai, kami mencari bus dengan kebingungan dimana letak bus yang tadi kami naiki, terakhir suami saya meminta saya berdiri di pinggir jalan dan suami melihat kebagian imigrasi, suami datang dan menyampaikan ndak nampak busnya, karena saya memperhatikan bus dari Malaysia memasuki wilayah pojokan khusus bus, saya sampaikan apa yang saya lihat lalu kami coba kesana, ey dapat deh bus yang sedang parkir, seperti gambar ini ya. So bagi rekan-rekan harus jeli ya untuk melihatnya. Bus akan menunggu kita dan usahakan kenalan sama rekan 1 bus jadi kalau kita belum masuk bus beliau bisa sampaikan ke supir (buat jaga-jaga). Belum selesai lagi perjuangan kami menuju Hatyai, kami harus bersabar 1 jam lagi untuk sampai pusat kota Hatyai.
Ye yang kami tunggu sudah di depan mata, kami tiba di Kota Hatyai, bus berhenti di pusat conter bus mereka Alisan Golden Coach, ndak jauh dari pasar Gim Yong. Kami bersih-bersih disana sembari mencari informasi mengenai rute map kami mencari songthew atau tuk-tuk.

a.       Pasar Gim Yong

Kaki berjalan dipinggiran gedung pasar Gim Yong, sekaligus mencari money change dan counter sim card. Alhamdulillah keduanya dapat dalam 1 barisan, Sim card yang kami pilih …….. 300 bath (Rp. 113.877,-) , aduhai cukup mahal dan lebih parahnya ternyata kami ndak menggunakan sepenuhnya sim card tersebut, rugi betul….
Pasar Gim Yong
Menikmati pasar Gim Yong seakan memasuki daerah yang penuh transaksi dari berbagai macam dan pusatnya untuk mencari serba-serbi oleh-oleh dan kuliner. Pagi itu perut mulai keroncongan dan sepanjang jalan kami belum menemukan yang pas walau sebenarnya saat di Alisa nada namun belum punya uang bath yang cukup adanya sisa perjalanan dahulu kala hahhaha. Akhirnya kami menemukan 1 tempat yang ibu-ibu muslim menjual buah manga ketan, ini makanan yang paling saya idambakan dan selalu ucapkan ke suami tiba di Hatyai beli ya, alhasil karena kami menemukan ini suami juga penasaran jadi kami membeli 1 porsi dengan harga 60Bath (Rp. 22.775,-).


Kami selusuri terus pasar Gim Yong sembari mencari Songthew, tawaran sana sini dari supir tuk-tuk dan agen membuat kami semakin penat dan malas, cukup lama kami belum menemukannya hingga saya dengan suami memutuskan untuk naik tuk-tuk saja. Kami akhirnya menemukan supir tuk-tuk yang sedang menyetir namun kosong dan Bismillah suami saya memanggil untuk berhenti, negoisasi sana sini untuk mengantarkan kami ke Patung Big Budha dengan harga 50bath.


b.      Patung Big Budha (Wat Thaawon)
Oce waktunya naik tuk-tuk dan menikmati suasana Hatyai, sembari kami menuju lokasi lalu kami berdiskusi baiknya seperti apa, dengan waktu 1 hari dan kami berpikir mungkin bisa selesai tampan harus menginap namun kami ingin melihat Asian Night (Pasar Malam yang penuh kuliner) jadi kami belum bisa memutuskannya, akan tetapi untuk perjalanan kami memutuskan menyewa tuk-tuk dengan perkiraan 1000-1.500bath.
Setiba di Patung Big Buddha  atau Wat Thaawon, kami mulai berbisik untuk memutuskan sewa atau cari lainnya dan mau bayar. Alhamdulillah kami diberi supir tuk-tuk yang baik sekali, beliau sampaikan “saya tunggu saja bang dan kakak melihat-lihat, nanti saya mau arah kota lagi jadi sekalian” waw dengar kata-kata itu kami memutuskan untuk sewa tuk-tuknya sekalian daripada cari lainnya dan akhirnya negoisasi harga dan lokasi, beliau tanya “sudah ada tujuan atau belum?” saya langsung saja tunjukan tulisan kertas saya tentang tujuan selain Gim Yong yaitu :
Songklah :
Air Mancur Naga
Samila Beach
Tangkuan Hill
Pagoda di Wat Thaawon
Aquarium Songkhlah


Hat Yai:
Hatyai city Park
Wat Hai Nai
Big Buddha
3D Megic
Asia Night
Dan suami saya langsung bertanya harga. Beliau menyampaikan “1.500bath dan nanti akan saya antar tambahannya dan kalau ada mau berhenti foto-foto dimana saja bisa tekan tombol”. Oce kami menerimanya untuk menghemat tenaga dan waktu.
Kami menikmati suasana dengan berbagai macam objek, ada patung, tempat ibadah, pagoda, makam, dan taman kecil. Seperti kebiasaan umumnya orang pasti mendekomentasikannya sebagai kenang-kenangan. Oya ini tempatnya diseberang LOTUS dan dekat dengan penginapan yang sudah kami booking, namun belum cekin masih ragu dan enaknya kami booking gratis pembatalan hingga pkl 07.00pm.

c.       Hatyai City Park

     Rencana mau naik ke atas namun tuk-tuk ndak bisa naik jadi kami hanya menikmati dibawah yang banyak objek wisatanya dari taman, pemandangan danau, water bom, dan lainnya










d.      Chang Puak Camp
Tempat ini merupakan serba serbi atraksi Gajah, dan Buaya namun lebih fokus pada Gajah. Untuk setiap memasuki wilayah atraksi kita harus membayar, lokasinya menurut kami sempit namun cukup ramai. Bagi yang berminat bisa masuk dan siap merogo kantong.

Patung Naga Mancur
e.      Songklah (Naga Mancur, Monumen Sejarah, Taman, Samila Beach)
Songklah ini merupakan ibu Kota dari Hatyai, lokasi ini dari Hatyai menghabiskan waktu kurang lebih 1 jam. Songklah ini terdiri dari berbegai macam kawasan wisata seperti :


1)      Patung Naga Mancur
Patung Naga Mancur ini berada di pinggir lautan dan menghadap muara laut, dengan ukuran yang cukup besar, selain itu tempat ini cukup ramai pengunjung karena merupakan identic dari wilayah Songklah.



2)      Monumen Bersejarah
Monumen ini berada ndak jauh dari Patung Naga Mancur, memiliki halaman yang luas lalu ada beberapa benda bersejarah pula. Namun sepi disini sehingga jika kita ingin bersantai bisa jadi rekomendasi.



3)      Samila Beach
Tentu saat kita dengar Samila Beach maka kita berpikir pantai, ya memang pantai hanya saja sedikit berbeda karena ada sebuah icon berupa patung putri duyung yang membuat wisatawan berebut foto disini, kami hanya foto dari kejauhan dan disamping saja.



f.        Aquarium (shalat)
Mushola di Aquarium Songklah
Waktunya shalat tiba, kami langsung menuju kawasan wisata Aquarium sekaligus melakukan shalat Zuhur dan Ashar, disini untuk tempat beribadah hanya sebuat tenda begitu saja namun setidaknya bisalah untuk shalat. Kawasan ini sepi dan hanya banyak tuk-tuk parkir saja.

g.       Tang Kuan Hill
Tangkuan Hill
Tang Kuan Hill tempat ini merupakan tempat ibadah namun berada diatas bukit, selain itu disini sebagai temat objek wisata, untuk kemari kami harus mengeluarkan biaya 35bath untuk menggunakan lift tinggi 79meter atau 179 meter, pokoknya serem abis dan jantungan. Dengan ekspresi saya yang ketakutan suami asik membuat video dan foto saya. Sesaat diatas kami memuaskan diri melihat pemandangan Songklah yang indah.

h.      3D megic dan Asean Night (tutup)
Urusan keliling Songklah selesai, waktunya kami keliling kota Hatyai kembali, sayangnya waktu itu Asean Night tutup sehingga kami hanya berhenti di 3D Megic saja. 3D Megic ini merupakan tempat serba 3D dengan berbagai macam icon gambar dan suasana, untuk yang hobi foto bisa tu datang kemari.

i.         Keliling Mencari Tiket Pulang
Berhubung kami sudah selesai semua lokasi yang kami datangi dalam 1 hari maka kami langsung memutuskan untuk mencari tiket pulang, daripada menginap namun sudah ndak ada yang mau dikunjungi lebih baik bermalam diperjalanan saja. Kami mengelilingi kota Hatyai ternyata ndak ada bus yang kosong berhubung waktu tahun baru Cina. Adapun bukan bus melainkan mini bus dan waw harganya mahal sekali dipalaki, sehingga kami mencari di Alisan ternyata abis juga lalu kami menyeberang dan Alhamdulillah dapat dengan harga 1600bath berdua Rp 500.000,- atau perorang 800bath ya apa boleh buat kami menerima yang penting bus. Kami menggunakan KKKL jam 19,00


j.        Jalan-jalan keliling pasar Gim Yong dan mencari oleh-oleh

Supir Tuk-Tuk








Urusan tiket selesai, masih ada waktu kami jalan mengelilingi pasar Gim Yong untuk menikmati suasana sore dan mencari oleh-oleh dengan sisa buget yang ada. Berbagai macam hal kami temui dan lihat. Sayangnya saat jalan kaki gamis saya tersangkut dan sobek besar, alhasil saya cuek bebek jika dilihat orang hehehe. Setelah selesai keliling, kami makan sore berdua habis 130bath. Waktunya kami pulang, bus sudah tiba walau terlambat dan kami sempat khawatir soal paspor yang sejak awal diminta oleh petugas saat booking tiket dan dapat diambil saat petugas bus tiba. Alhamdulillah bus tiba dan paspor langsung kami ambil. Paspor ini dipegang petugas untuk tiket.


Kali ini perjalanan dengan waktu 1 hari lalu kami belum puas, semoga lain waktu bisa kesana lagi. 

Backpacker di Kuala Lumpur

27 Januari 2017, pagi pkl 09.15am kami menuju terminal bus Muar mencari tiket menuju Kuala Lumpur, Alhamdulillah kami dapat keberangkatan jam 10.00am dengan menggunakan bus Mayang Sari dengan biaya RM16.70 per orang. Tepat jam 10.00am kami berangkat menuju Kuala Lumpur. Seperti biasanya perjalanan kami dipenuhi dengan pemandangan kelapa sawit, jalanan bebas hambatan, ndak terlalu ramai jalanan, jarang melihat rumah-rumah penduduk selama 2 jam perjalanan kami lebih banyak tidur untuk mempersiapkan mental jalan mengelilingi Kuala Lumpur.


Stasiun Bandar Tasik
Suasana mulai berubah terlihat gedung-gedung megah ya Kuala Lumpur, Jumat, 27 Januari 2017 jam 12.10 wib kami tiba di Terminal Bersepadu Selatan, segera kami langsung turun dari bus mengambil barang lalu jalan menuju Stasiun Bandar Tasik Selatan. Dari tempat kita turun naik ke lantai atas lalu menemukan 1 lantai utama khusus keluar masuknya pengunjung dan loket penjualan tiket. Terminal Bersepadu Selatan ini sangat besar dan luas, kali itu kami ndak berlama-lama karena baru sadar kalau itu hari jumat sehingga suami harus shalat jumat. Selanjutnya saat ketemu konter atau bagian informasi diatasnya ada pamplet yang harus jeli kita lihat petunjuk arah, kita mengikuti arah keluar bagi yang ragu sebaiinya tanya saja, lalu keluar ke arah jembatan penghubung antara Terminal Bersepadu Selatan dengan Stasiun Bandar Tasik Selatan. Ikuti saja jalannya hingga sampai di Stasiun Bandar Tasik Selatan.
Rute Dari Bandar Tasik

Jika sudah berada di Stasiun Bandar Tasik Selatan lihat kita mau menggunakan KLIA/KTM/RapidKL biasanya para pelancong untuk tujuan pusat kota Kuala Lumpur seperti Pasar Seni dan Masjid Jamek maka menggunakan Rapid KL.  


Untuk Masjid Jamek gunakan dua pilihan ini namun untuk lebih muda gunakan no 1: 
1.       Sri Petaling Line tujuan Sentul Timur turun di Masjid Jamek dengan biaya
       RM 3.20 perorang. 
2.       Kelana Jaya Line tujuan Gombak turun di Masjid Jamek dengan biaya 
       RM 3.20 perorang.
               

Setiba kami di Stasiun Masjid Jamek, kami turun kearah Masjid Jamek untuk mempermuda suami bisa shalat. Setiba di Masjid Jamek karena waktunya mau memasuki jam shalat jumat banyak petugas keamanan yang meminta para wanita ndak boleh masuk awalnya kaget karena sebelumnya datang ke Kuala Lumpur saat hari Jumat di Masjid Negara boleh wanita masuk. Karena hal ini suami saya meminta saya menunggu di Burger king samping stasiun dan samping masjid. Sungguh ramai sekali Burger king yang mayoritas muslimah mungkin sedang menunggu suaminya, saya memesan 1 paket burger dan suami menunggu barang, setelah saya selesai memesan lalu suami pamit shalat jumat. Seperti kebiasan para backpacker dimana ada tempat wifi segera aktifkan untuk melihat map. Alhamdulillah sembari menunggu bisa mendapatkan informasi arah ke hotel karena sudah 2 tahun ndak ke Kuala Lumpur jadi takut nyasar. Burger didepan saya masih utuh perut serasa kenyang sehingga sampai suami datang hanya sedikit kentang yang saya makan. Orang yang ditunggu sudah datang, kami makan bersama burger yang cukup besar itu berbeda dengan di Indonesia.


Makan sudah selesai kami melanjutkan perjalanan menuju Petaling Street, pusat chinatown dimana hotel yang akan kami inapi. Sebenarnya ada 2 pilihan hotel Chinatown 2 di Petaling Street atau Matahari Longe di Jalan Khasturi dekat dengan center market pasar seni keduanya pada dasarnya berdekatan, namun kami memilih Chinatown 2 dengan biaya permalam RM80. Kaki kami terus melangkah menuju jalan Tun H Slee dua simpang dari Burger King jalan Tun Perak – ikuti jalan hingga nanti bertemu dua cabang satu ke jalan Petaling dan satu lagi ke jalan Tun H Slee – Kita ambil yang menuju jalan Petaling ikuti jalan hingga mentok terlihat tulisan Petaling Street. Dengan membawa tas masing-masing kami berjalan santai menikmati suasana hingga akhirnya kami menemukan Petaling Street ndak lupa untuk mendokumentasikannya dengan jarak tempuh 750meter ndak terlalu jauh bagi yang backpacker.

Berhubung sudah dilokasi dan saat itu ndak terlalu ramai sehingga kami muda mencari hotel yang sudah kami booking, Alhamdulillah setiba disana kami langsung cek in dan masuk kamar untuk meletakan semua barang-barang kami. Kami menentukan tujuan kami akan kemana saja saat itu sembari kami bersantai menghilangkan rasa lelah.

Jika ndak suka menyasar di negara orang baiknya kita harus rajin buka map, lihat petunjuk arah dan tanya orang. Seperti halnya di Kuala Lumpur sangat banyak sekali petunjuk arah yang jelas dan InsyaAllah ndak membuat menyasar seperti yang ada di gambar ini.

Jika ingin mendapatkan informasi seputar transportasi di Kuala Lumpur bisa buka link Transportasi di Kuala Lumpur





Hari pertama, 27 Januari 2017 

Tujuan kami sudah terlist sesuai jadwal yang sudah saya buat saat sebelum kemari dan difix kan saat dihotel. Hari pertama di Kuala Lumpur kami mencari tempat wisata disekitar kota untuk menghemat waktu dan tenaga, dibawah ini setiap huruf menunjukan urutan lokasi yang kami kunjungi:
  1. Masjid Jamek
Masjid Jamek
Lagi-lagi dengan senang hati kami mengunjungi dan melihat Masjid Jamek ini, sehari ini sudah beberapa kali. Shalat jumat, lalu ingin ke Dataran Merdeka, pulang jalan-jalan melintasi ini. Sungguh masjid yang indah.




  1. Dataran Merdeka
Selesai kami istirahat dan shalat kami melanjutkan perjalanan kami yang terdekat dahulu yaitu Dataran Merdeka dengan berjalan kaki. Dengan cara berjalan kaki kita bisa melihat pemandangan Kuala Lumpur dari Petaling Street menuju Dataran Merdeka. Dataran merdeka ini identic dengan kawasan bangunan sejarah, museum dan lapangan. Yang sering menjadi tujuan utama yaitu bangunan berbentuk ala Eropa bercampur dengan Turki. Jika mau ke Dataran Merdeka dari wilayah Petaling ataupun Pasar Seni baiknya berjalan kaki, jika jarak jauh bisa gunakan MRT turun di Masjid Jamek, jika menggunakan Go KL atau Rapik bisa langsung turun di Dataran Merdeka.
Dataran Merdeka
Saat kami ke Dataran Merdeka dimana masa turis banyak berkunjung ke Musium-musium yang ada alhasil membuat kami memilih duduk santai di lapangan hijau dan menikmati bangunan tua, banyak sekali orang yang rebahan atau santai ria disini.




  1. Petronas

Setelah puas di Dataran Merdeka kami menuju yang biasanya turis kunjungi yaitu Menara Kembar ( Petronas ), untuk mengunjungi lokasi ini dengan tujuan kami ingin berkeliling buget terbatas maka kami menggunakan GO KL sebanyak 3 kali. Rute yang harus kami gunakan dari Dataran Merdeka, mungkin pada bertanya dimana naik Go KL dari Dataran
Merdeka? Kita harus berjalan kaki sedikit ke halte yang seperti di Gambar ini kurang lebih 100meter.
1.       Setelah urusan halte naik Go KL selesai maka rute yang pertama dari Dataran Merdeka naik GO KL Red turun di Medan Mara,
2.       Dari Medan Mara naik GO KL Blue menuju Concorde Hotel untuk lebih dekat ke Petronas atau jika takut salah turun di Bukit Bintang,
3.       Dari Concorde Hotel atau Bukit Bintang gunakan GO KL Gren turun di Petronas KLCC.

Suasana setiap halte berbeda-beda ya, untuk wilayah Medan Mara ini sepi dan bisa melihat Petronas juga lo, sambil menunggu bus bisa menikmati suasana keindahan kota, selain itu bisa mengamati map.

Setiba kami di Petronas, lihat sana sini apakah ada perubahan atau ndak dan menyempatkan diri untuk mendokumentasikan perjalanan kami ini, walau sebenarnya ini bukan yang pertama kalinya kemari. Sayangnya saat kami kesana air mancur yang berada di depan Menara ndak hidup, oya selain itu juga ada rombongan orang Indonesia pulang umroh yang menyempatkan diri liburan ke Kuala Lumpur.


  1. Masjid Asy Syakirin
Waktu Ashar tiba, kami langsung menuju masjid Asy Syakirin yang berada di kawasan ini tepat belakang Petronas dan disamping Taman KLCC. Untuk ke masjid ini kita harus berjalan kaki kurang lebih 200 meter ya. Saat disana ada pembangunan sehingga merasa kurang nyaman untuk berjalan kaki, namun dinikmati saja ya. Masjid ini terlihat megah dan sepi karena sudah diluar jam shalat berjamaah. So ndak perlu ada alasan ndak shalat ya, karena masjid ini terletak dikawasan wisata utama.


  1. KLCC
Taman KLCC
Menunaikan ibadah sudah selesai kami melanjutkan melangkahkan kaki ini menuju Taman KLCC, taman ini cukup ramai namun saat badha Ashar kami masih merasakan sepinya sehingga bisa puas menikmatinya. Taman KLCC ini biasanya terkenal dengan Lake Symphony atau petunjukan air mancur berwarna warni di malam hari, namun jika kemari siang hari dan hobi jalan bisa mengelilingi kawasan ini dan bersantai ria, seperti kami ini ndak bosan berjam-jam disini. Udara yang sejuk, sepi, nyaman, banyak pohon. Taman KLCC berbagai macam kawasan seperti kawasan pertunjukan air atau Lake Symphony, kawasan anak-anak, kawasan kolam air terjun, kawasan kolam ikan, kawasan taman, kawasan santai ria semua ini secara gratis dan bagi para turis menghibur sekali.


Santai ria sembari kami menunggu malamnya Petronas dan Lake Symphony, ndak mau membuang waktu kami masuk mall yang berketepatan di Petronas untuk seketar melihat dan dinner. Puas mengelilingi dan dinner kami memutuskan untuk melihat atraksi Lake Symphony sejenak dan menikmati suasana lalu melanjukan untuk menjalankan shalat magrib selagi masih ada waktu yang cukup.

Petronas,KLCC, Masjid Asy Sakirin selesai kami nikmati lalu kami bergerak menuju tujuan berikutnya menggunakan GO KL kembali, halte GO KL di Petronas ada didepannya namun sedikit kesamping ya, nanti akan terlihat deretan bus GO KL, naikilah yang paling depan karena bus yang dahuluan melaju bagian depan, selain itu membiasakan diri naik dari pintu depan jika pintu ndak rusak jika rusak baru dari pintu belakang, karena pintu depan untuk masuk dan belakang untuk keluar.

  1. Central Market

Market Center
Malam Kuala Lumpur, dengan perut keroncongan tetap bersemangat di dalam GO KL menuju Central Market, dari Petronas kami menggunakan GO KL Gren turun di Bukit Bintang, lalu kami melanjutkan kembali GO KL Pupple menuju Pasar Seni. Sudah lelah dan harus berdesakan dengan para turis lainnya ataupun penduduk setempat yang pulang kerja berhubung itu jam padat-padatnya, terlebh saat di Bukit Bintang waduh alamat kecepit di dalam bus kali ya hehehe.

Central Market, kami kemari bukan untuk berbelanja melainkan hanya menikmati suasana malamnya dan menikmati makanan India, yaitu makanan kesukaan suami saya sebab sejak lahir berada dikawasan Bangladesh dan Pakistan hehehe. Nama tempat makanan India ini yaitu Restoran Yusoof dan Zakkhir , jangan terkeco dengan namanya restoran yak arena harganya disini sangat terjangkau sekali, selain itu enak saya dan suami sangking sukanya kami setiap hari makan disini dan suami kadang berbahasa ordo sama mereka hehehe.




  1. Chinatown, Petaling Street
Malam semakin larut, beberapa toko sudah tutup menandakan kami harus kembali ke kawasan Chinatown, ternyata dikawasan ini masih dikata ramai ditambah lagi saat tahun baru Cina sehingga banyak petasan berbunyi dan sorakan-sorakan kebahagiaan mereka, kami ketawa-ketawa melihat atraksi orang hidupkan peletasan dan sambil jikrak jingkrak. Letih ya tapi dinikmati karena memang tujuan kami ya jalan kaki kemana mampunya kami. Selamat malam, Assalamualaikum.




Hari Kedua, 28 Januari 2017  
Pagi Kuala Lumpur menyambut dengan suasana cerahnya, berhubung agenda kami lebih banyak diluar maka kami pagi itu pkl 08.00 wib cek out dari Hotel China Town 2. Mempersiapkan barang dengan membagi dua, barang yang akan kami bawa ke Thailand dan barang yang akan kami tinggal di tempat kerabat kami.  Baiklah saya akan membagikan cerita kembali agenda kami.
  1. Hotel Cek out
Untuk melakukan cek out kami harus melakukan pemeriksaan barang agar ndak ada yang tertinggal, selain itu kami juga membawa sabun dan shampo ukuran botol kecil yang sudah menjadi hak kami dari hotel hitung-hitung sebagai mengurangi biaya alat mandi.
Kami cek out pkl 08.00 wib, dan kami mendapatkan uang kembali RM 30 yang sebelumnya sebagai uang save di Hotel. Keluar hotel ternyata sepi karena wilayah China Town Petaling Street belum banyak pedagang membuka lapaknya. Waktunya meninggalkan wilayah ini.

  1. Sarapan
Berjalan kaki menyelusuri dari wilayah Petaling Street menuju Center Market (Pasar Seni), jalanan bisa dikata masih sepi membuat kami lebih nyaman menyelusuri jalanan itu, seperti kesepakatan kami untuk pagi ini kami sarapan menu India di Restoran Yusoof dan Zakkhir, disini ada nasi kalau di foto hanya menu ke 1 menu yang ke 2 nasi ndak kena foto ya hehehehe. Maklum ya suami memuaskan diri mengenang makanan masa hidupnya dari lahir hingga SMA di wilayah kari hehehe. Menu yang nikmat dengan harga yang murah, rekomendasi sekali menurut kami. Murah banget hanya habis RM21 (Rp.65.00) padahal kalau di Indonesia bisa mencapai 200.000 ribuan


  1. Silaturahmi ke Jalan 3 Taman Sri Ukay
Selesai sarapan kami memesan grab menuju Jalan 3 Taman Sri Ukay, kawasan ini merupakan wilayah yang cukup jauh dan menyenangkan dengan udara yang segar. Disinilah kami meletakan barang dan akan bermalam jika kami berada di Kuala Lumpur. Di foto ini kami bersama teman masa kecil suami saya saat di Bangladesh, mamanya dengan ibu mertua saya bersahabat dekat.





  1. Batu Caves
Foto Candid Ala Suami
Hai-hai waktu yang kami tunggu tiba, waktunya kami menjelajahi tempat wisata lagi, bagi yang ke Kuala Lumpur tempat ini pastilah merupakan tempat yang ditujuh. Batu Caves merupakan sebuah kuil yang merupakan tempat suci bagi umat Hindu, berlokasi kurang lebi 13km dari pusat kota Kuala Lumpur. Batu Caves ini bukan hanya sekedar tempat beibadah melainkan merupakan objek wisata juga. Dilokasi ini ada beberapa objek yang dapat kita nikmati keadaannya seperti keindahan bukitnya, kuil di dalam gua bukit, anak tangga yang sanggat tinggi dan banyak digunakan untuk menuju kuil, patung raksasa berwarna kuning emas, lalu patung dewa lainnya, banyak burung berterbangan dan berada dihalaman bebas berkliaran dan sangat jinak, banyak monyet, ada pula taman selain itu pula ada beberapa objek keindahan yang masuk diwajibkan membayar melihat suasana dan air terjun serta kolam-kolam.

Saat kami disana suasana sedang ramai sekali karena ada acara bagi mereka dan hampir 90% kami lihat orang India. Mereka melakukan tradisi menggundul rambutnya baik pria,wanita, tua dan muda selain itu mereka berdoa dan makan bersama, cukup ramai sekali malah saat kami pulang di stasiun LRT sungguh desak-desakan sangking ramainya.
Berhubung Batu Caves merupakan tempat yang suci bagi umat Hindu dan ini merupakan tempat ibadah maka kita sebagai tamu atau wisatawan harap menghargai tempat ini seperti ndak merusak atau mengotori tempat , dan menghargai mereka yang sedang beribadah.
Untuk ke lokasi ini biasanya menggunakan LRT dengan biaya RM2, jika dari pusat Kuala Lumpur.

  1. Tragedi Tiket Pudu Sentral
Setelah selesai dari Batu Caves waktunya kami menuju kawasan Petaling Street kembali untuk menuju ke kawasan Pudu Sentral guna membeli tiket, kami menyelusuri jalanan Pasar Seni-Petaling Street-Lalu Pudu Sentral. Sebelum kami ke Pudu Sentral kami baru ingat bahwa uang kami belum cukup, harus menukarkan uang dolar ke kurs ringgit, alhasil kami harus mutar sana sini dari CMB hingga kembali lagi ke Petaling. Sungguh lelah, ringgit sudah di tangan waktunya kami ke Pudu Sentral kembali, setahu saya di Pudu Sentral ada tiket menuju Hatyai namun ternyata di Pudu Sentral ndak ada lagi tujuan Hatyai,Thailand baru beberapa bulan dipindahkan ke Terminal Bersepadu Selatan akhirnya dengan rasa lelah dan kecewa kami meninggalkan Pudu Sentral menuju MDC untuk makan siang.

Oya Terminal Pudu Sentral ini terletak di tengah kota ndak jauh dari Petaling Street, duluh kawasan Terminal ini ada tujuan ke Hatyai,Thailand sehingga mempermuda bagi wisatawan untuk membeli tiket dan berpergian ke Thailand, hal ini sebagai informasi untuk rekan-rekan yang akan ke Thailand dari Kuala Lumpur bahwa di Terminal Pudu Sentral sudah ndak ada dipindahkan ke Terminal Bersepadu Selatan yang cukup jauh dari kota harus menggunakan LRT,KTM.




  1. Masjid Kampung Baru

Oya selain Masjid Jamek, Masjid India dan Masjid Negara ada pula masjid yang bisa dikunjungi dan indah yaitu Masjid Kampung Baru. Masjid ini cukup luas dan berada di pinggir jalan, jika kita menggunakan GO KL dengan rute GO KL Blue turun di Masjid Kampung Baru. Kemarin kami kesana karena setelah menghadiri acara Warga Muhammadiyah di Kelab Sultan Sulaiman. syukurnya ndak begitu jauh sehingga kami bisa berjalan kaki ke masjid untuk shalat Ashar dan melanjutkan perjalanan kami ke Masjid Jamek menggunakan GO KL.



  1. Masjid Jamek Magrib dan Isya
Sebelum melanjutkan perjalanan kami ke TBS kami melakukan shalat magrib di Masjid Jamek yang berketepatan dibelakang LRT Masjid Jamek, Masjid Jamek ini merupakan masjid kuno yang berarsitek uni. Masjid ini juga memiliki beberapa aturan selain itu ada hal yang membuat orang akan merasa bahagia terlebih bagi seorang yang backpacker yaitu saat setelah shalat magrib petugas tepat didepan gerbang akan memberikan sebuah nasi bungkus kepada jamaah, setiap harinya menu berbeda ya. Kali itu kami makan dengan menu ikan. Kami berangkat melalui Stasiun Masjid Jamek dan berburu tiket untuk ke TBS seperti gambar ini



  1. TBS
Tiket Ke Hatyai
Terminal Bersepadu Selatan ini cukup jauh dari perkotaan sehingga kami harus menggunakan MRT menuju lokasi. Malam itu kami kesana untuk mencari tiket yang keberangkatan malam hari itu juga. Dari Stasiun Bandar Tasik Selatan kami menuju TBS dengan berjalan kaki dibagian penyeberangan penghubung 2 wilayah ini. Setiba di TBS kami langsung ke bagian loket tiket resmi ternyata kami kehabisan tiket untuk malam itu, ya apa boleh buat kami terpaksa harus mengundur keberangkatan esok malam. Oya untuk biaya kami kena RM3,40.





  1. Malam Kami
Berhubung gagal pergi ke Hatyai,Thailand malam itu jadi kami langsung kembali ke kota yaitu LRT Masjid Jamek dan melakukan perjalanan kami makan siang ke tempat biasa di Central Market hingga malam hari kami langsung kembali ke Jalan 3 Taman Sri Ukay untuk menginap dirumah kerabat suami.







Hari Ketiga, 29 Januari 2017, 
Pagi di Taman Sri Ukay dan mengobrol santai dengan kerabat suami, pagi itu kami sarapan dikawasan Puteri Ampang dengan menu India Bangladesh kali ini kami memakan hal yang sama lagi sebab kerabat kami ini orang Bangladesh bercampuran Eropa jadi wajahnya wajah Eropa Bangla, lalu melanjutkan perjalanan jalan ke Mall dikawasan tersebut.

a.       Central Market
Central Market
Waktu semakin menujukan waktunya untuk kami bergegas, berhubung ini waktu kami berangkat ke Hatyai,Thailand karena kami terlambat berangkat kesana jadi kami memutuskan untuk  mencari oleh-oleh terlebih dahulu di Cental Market. Alhamdulillah kami mendapatkan gantungan kunci dengan harga RM7 yang dimana-mana RM10 perset.
Mungkin pada bertanya mengapa selalu ke Central Market, Central Market ini merupakan temapt penjualan berbagai macam bingkisan untuk dijadikan oleh-oleh selain itu juga ada tempat untuk bersantai menikmati makanan setelah berbelanja juga harga terjangkau, oya disini juga banyak batik dari Indonesia malah beberapa penjaga toko orang Indonesia. Selain itu tempat ini berada ndak jauh dari Petaling Street, Pudu Raya, Masjid Jamek, Dataran Merdeka, Masjid Negara dan lainnya.

b.      Masjid India
Urusan oleh-oleh sudah selesai, waktunya kami menikmati sisa waktu dengan mengunjungi kawasan India, tujuan utama kami yaitu Masjid India. Berjalan kaki menyelusuri kawasan ini sekaligus menukar kurs, lalu melihat harga-harga pakaian yang luar biasa cukup mahal ey berhubung saya pedagang pakaian jadi bisa mendapatkan peluang bisnis disana dengan menjual harga lebih murah.
Suasana Little India

Kami menyelusuri masjid, pasar masjid dan ndak lupa pula kami berhenti di satu tempat yang itu membuat saya sendiri bahagia sekali, yaitu kami menemukan penjual manisan India yang murah meriah dan nikmat sekali sampai-sampai suami memilihkan berbagai macam jenis. Selesai kami makan disana kami berjalan kaki menuju kawasan penjualan pakaian, makanan dan kain akhirnya saya dan suami terpikat oleh 1 kain untuk dijadikan baju melayu, sungguh elegan namun mewah dengan harga RM60 per 4 meter. Berhubung waktu sudah semakin larut saya dan suami ndak bisa sepenuhnya menikmati suasana dan makanan yang disitu ada makanan enak manga susu ketan, dengan buru-buru kami langsung lanjut menuju masjid jamek menjalankan shalat magrib sebelum ke TBS.

c.       TBS (Terminal Bersepadu Selatan)
Tiket MRT
Tepat tanggal 29 Januari 2017 kami harus meninggalkan Kuala Lumpur menuju Thailand Selatan, seharusnya kami berangkat pada tanggal 28 Januari 2017 namun karena kehabisan tiket terlebih saat itu tahun baru Cina tanpa kami sadari ya harus menangung risiko kehabisan tiket dan mengundur 1 hari lagi di Kuala Lumpur Alhamdulillahnya kami menginap dirumah kerabat suami semasa kecil duluh. Perjalanan kami dari Terminal Bersepadu Selatan, Kuala Lumpur pkl 11.00pm dan paling lambat cek in pkl 09.30pm, so kami menyegerakan diri meluncur ke Terminal Bersepadu Selatan menggunakan MRT dari Masjid Jamek, agar ndak ada transit-transit lagi. Dari Masjid Jamek ke Stasiun Bandar Tasik (Seberang Terminal Bersepatu Selatan) RM3,60 gunakan sri petaling atau kelana jaya tujuan akhir Putra Heights.
Terminal Bersepatu Selatan
Berhubung sampai sana kami masih pkl 08.30pm maka kami duduk santai ria menikmati suasana Terminal Bersepadu Selatan yang cukup luas, bersih dan seperti bandara. Ndak lupa pula sebelum pergi kami makan malam yang diberi oleh petugas Masjid Jamek saat shalat magrib (ndak heran ya, di Kuala Lumpur seperti ini abis shalat magrib dapat bekal).
Pkl 21.30 wib waktunya kami cek in dengan antrian yang cukup lumayan efek hanya ada 2 tempat cek in saja, ingat ya harus teratur dan antri jangan serobotan, malu ya. Setelah giliran kami, kami turun menggunakan sekalator ke lantai dasar tempat ruang tunggu. Cukup luas dan harus melihat gate berapa kita menunggu yang tertulis disana. Duduk santai ndak lupa beli air mineral ukuran sedang dengan harga RM1.50 ndak mahal kan.
Waktu yang kami tunggu-tunggu tiba pkl 11.00pm kami diminta naik kedalam bus, waktunya berangkat dari Kuala Lumpur menggunakan bus Alisan Golden Coach BNH 8396. Selamat Tinggal Kuala Lumpur Sementara Waktu.

Perjalanan di hatyai dapat dilihat dalam link Hatyai,Songklah,Thailand


31     Januari 2017 tiba di Kuala Lumpur
a.       Terminal Bersepadu Selatan
Assalamualaikum Kuala Lumpur, pagi yang dingin kami tiba di Terminal Bersepadu Selatan, suasana yang sudah ramai. Setiba disana kami langsung naik keatas menuju lobi utama untuk mengantri membeli tiket ke Muar,Malaysia menemui teman suami di rumah sekaligus Pondok Pesantrennya. Antrian pagi itu cukup panjang namun kami berada di barisan ke 3 sehingga ndak terlalu lama menunggu kami menggunakan Mayang Sari dengan biaya RM16,70 per orang. Setelah urusan tiket selesai saya dan suami naik keatas bagian duduk santai dan makanan, kami membersihkan diri dan berganti pakaian walau ndak mandi setidaknya berganti pakaian yang sejak kemarin kami gunakan, efek kami ndak menginap hehehe. Waktunya kami ke Masjid Jamek lalu naik grab menuju Taman Sri Ukay. Hari itu kami full istirahat dirumah kerabat.

b.      Las Casnetas Ampang
Istirahat puas kami melakukan dinner di Las Casnetas Ampang menu Megsico, ya sesuai namanya menunya aneh namun nikmat, syukurnya halal hehehe. Kami bersama kerabat melakukan dinner disini, rekomendasi dehh. Sayangnya kami ndak mendokumentasikan disini efek segan.


1 Februari 2017
Hari terakhir kami di Kuala Lumpur, kami hanya ke Pasar Seni untuk sarapan dan melanjutkan perjalanan kami ke TBS melalui LRT Masjid Jamek dan ndak berlama-lama kami langsung menuju Muar.


Seperti itulah perjalanan kami di Kuala Lumpur, untuk informasi buget yang kami habiskan nanti akan saya sampaikan di tulisan selanjutnya.