Wednesday, March 29, 2017

Malaka Kota Bersejarah



25 Januari 2017 selamat anniversary wedding ke 3 tahun untuk kami, hari itu kami merayakannya dengan penuh kebahagian karena ini pertama kalinya kami merayakan kebersamaan kami ditempat yang berbeda.

Badha zuhur kami berangkat menuju Malaka dari Muar,Johor Bahru mengendarai mobil pribadi yang dipinjamkan teman suami. Awalnya kami berniat menggunakan bus umum namun teman suami meminta kami menggunakan mobilnya yang dirumah ndak terpakai. 

Di Dalam Mobil Pribadi
Dengan mengunakan aplikasi wez kami menyelusuri jalan berdua seakan kami mengetahui jalan seutuhnya, jalanan aspal yang mulus, banyak rambu-rambu arah tujuan dan sepi membuat kami merasa nyaman. Kurang lebih 1 jam kami tiba di Malaka, saat itu kami sama sekali tidak mengetahui bagaimana keadaan Malaka, dimana kami akan parkir, dan lainnya. Namun seketika saat disana kami ikuti saja jalan , sungguh mengejutkan lokasi sayangat cantik dan arsitek gedung tua an akhirnya kami menemukan wilayah induk kota Malaka The Stadthuys. Kami melintasi titik pusat kota ini mencari dimana kami bisa parkir mobil, Alhamdulillah tidak jauh dari titik utama pas berketepatan diseberang Musium Samudera ada taman parkir (tempat parkir mobil).







Oiya, untuk menuju Malaka ini akan saya beri tips agar sampai kemari dengan transportasi umum yaitu Bus.
a.       Kuala Lumpur menuju Malaka :
Dapat menggunakan transportasi umum melalui Terminal Bersepadu Selatan (TBS) yang terkenal dengan sebutan TBS. Untuk menempuh  ke TBS dari Pasar Seni maka gunakan kereta api Sri Petaling transit di Masjid Jamek saat sudah di Masjid Jamek maka carilah tujuan Bandar Tasik Selatan nanti gunakan kereta yang tertulis didepannya Putra, biaya dari Pasar Seni ke Bandar Tasik Selatan RM 7.00 untuk 2 orang (RM 3,50 perorang) dan dari Masjid Jamek RM6,40 untuk 2 orang (RM 3,20). Setelah turun dari kereta api maka keluar menuju Terminal Bersepadu Selatan, untuk membeli tiket bisa ke Lantai utama atau lantai 1 karena disana ada lantai dasar, lantai 1 dan lantai 2 tapi kadang orang mengatakan lantai 1,2 dan 3 yang pasti lantai utama.
Dibawah ini saya sebutkan nama bus, jadwal dan harga bus pada Januari 2017 :
Bus Kejora Masyhur : RM13 || Jam 05.45am
Bus Mayang Sari : RM 11 || Jam 07.00am, 08.30am, 09.00am, 09.30am, 10.30am, 11.00am, 11.30am, 12.30pm, 01.30pm, 02.30pm, 03.30pm, 04.30pm, 05.30pm, 06.30pm, 07.30pm, 08.30pm,
Bus KKKL Ekspress : RM 13.40 || Jam 07.30am, 08.30am, 09.30am, 10.30am, 11.00am, 11.30am, 12.30pm, 01.00pm, 01.30pm, 02.30pm, 03.30pm, 04.30pm, 05.00pm, 06.30pm, 07.00pm, 07.30pm, 08.30pm, 09.30pm,
Bus Delima : RM 10 || Jam 10.00am, 11.00am, 12.00pm, 01.00pm, 02.00pm, 03.00pm, 04.00pm, 04.30pm, 05.00pm, 06.00pm, 07.00pm, 08.00pm, 09.00pm, 09.30pm.


b.      Johor Bahru menuju Malaka :
Untuk dari Johor kita menggunakan bus dari Johor Bahru Sentral atau JB Larkin, biasanya yang paling banyak dari JB Larkin. Jika kita sudah berada di JBS lalu mau ke JB Larkin maka gunakan bus no 170 warna biru, causeway link bus warna kuning dengan biaya RM 1,40.
Dibawah ini saya sebutkan nama bus, jadwal dan harga bus pada Januari 2017 :
Bus Mayang Sari : RM 21 || Jam 07.30am, 09.00am, 11.00am, 01.00pm, 03.00pm, 07.45pm,
Bus KKKL Ekspress : RM 21 || Jam 07.30am, 08.00am, 09.00am, 09.30am, 10.00am, 11.00am, 12.00pm, 01.00pm, 01.30pm, 02.00pm, 03.30pm, 04.30pm, 05.30pm, 06.00pm, 08.00pm, 09.00pm,
Bus Delima : RM 18 || Jam 08.30am,  10.30am, 02.30pm, 07.00pm,

Setelah sampai di Terminal Bus Malaka untuk menuju pusat kota maka menggunakan bus Panorama berwarna merah ni 17, nanti tinggal sampaikan ke petugas kalau akan turun di pusat kota dengan biaya RM2. Kalau masih bingung mau kemana saja di Malaka maka bisa mampir ke Tourist Information.


Untuk penjelasan diatas sudah saya jelaskan mengenai transport untuk ke Malaka sekarang waktunya berbagi cerita kembali, setiba kami diparkiran mobil saya dan suami bergegas turun dari mobil menuju beberapa tempat. Yang pastinya karena tujuan untuk mendokumentasikan kebersamaan kami maka kami menyiapkan pula alat wajib yaitu tripod dan tongsis.

Sebelum jauh saya memaparkan perjalanan, kita harus mengetahui bahwa Malaka ini merupakan kota yang diminati para turis baik lokal dan manca negara untuk menikmati gedung bersejarah dan suasana sungai serta laut lepas.

Setelah semua selesai kami menuju lokasi-lokasi dibawah ini, yang wajib dikunjungi saat di Malaka tetapi masih ada yang kurang lengkap yaitu Masjid Malaka yang ada dipinggir laut, sebagai berikut tempat yang kami kunjungi dengan berjalan kaki berkm kali ya :

1.       Musieum Samudera
Kaki kami berjalan menuju lokasi yang kami lihat terdekat dari mobil yaitu Musium samudera depat diseberang parkiran, musium Samudera ini merupakan musium yang berbentuk kapal pesiar berwarna merah bata hampir kecoklatan. Musium ini terletak tidak jauh dari sungai dan tidak jauh pula dengan pinggiran laut. Setahu saya musium ini merupakan tempat mengenai sejarah kelautan di Malaka. Waktu operasi musium ini pkl 09.00am-05.30pm. Untuk pelancong asing dikenakan RM10. Kami tidak masuk cukup berfoto diluar saja dengan background kapal tersebut. Ndak lupa pula kami berkeliling disekitar musium ini sekaligus mendokumentasikannya sembari kami mencari dimana lokasi kincir air, hingga lelah mencari lalu kami memutuskan untuk menuju taman dipinggiran sungai, hingga akhirnya kami menyelusuri sungai.


2.       Melaka River Park and Cruise/Sungai Malaka
Sungai Malaka
Setelah dari Musium Samudera kami menuju lokasi Sungai Malaka. Tempat ini merupakan objek yang bisa dinikmati untuk duduk santai dengan pemandangan perahu bot, sungai yang bersih, hotel termegah di Malaka, gedung-gedung tua dan burung yang bertebangan. Jika ketempat ini ndak perlu wajib menaiki bot atau perahu yang melintasi sungai karena disini banyak kursi yang disediakan untuk menikmati suasana nya, terlebih menjelang terbenamnya matahari, masyaAllah bagusnya. Oya untuk naik bot ini dikenai RM17 ya, ya lumayanlah. Kami ingin sih menaikinya namun bisa lain waktu, kami lebih fokus duduk santai menikmati suasana sekaligus mendokumentasikan setiap sudutnya. Disini ada berbagai macam pedagang yang tersusun rapi selain itu juga ada turis berkulit putih memainkan alat musik. Selesai menyelusuri sungai.

3.       The Stadthyus
Sebelum kami kelokasi utama pusat Malaka, kami melintasi lokasi kincir air kesultanan sayangnya saat itu sedang diperbaiki karena rusak. Lalu berlahan dengan berpegangan tangan kami menuju  The Stadthyus (Red Square), seperti namanya gedung disini serba berwarna merah karena warna yang identik ini membuat para turis seperti kami ini mudah menemukannya. Dari lokasi kincir air kami menyeberang jalan sebelumnya kami berfoto di tengah-tengah taman lalu menuju gedung serba merah ini. Disini satu komplek dengan terdiri dari Christ Church Melaka, Musium Sejarah Etnografi, Galeri Laksmana Cheng Ho, Kincir Angin, Menara jam, Menara Air mancur.


a.       Menara Jam
Ditengah gedung yang megah berwarna merah ada 1 icon yang menandakan sudah di Malaka yaitu menara jam yang berwarna merah.

b.      Queen Victoria Fountain
Queen Victoria Fountain ini merupakan air mancur yang dibagun oleh pemerintah Inggris yang berfungsi hingga sekarang dan bentuknya yang unik, ini tepat di samping menara jam.


c.       Menara Kincir Angin
Menara ini kecil tidak terlalu besar namun bentuknya seperti yang ada di Belanda, menara ini ada dipinggiran jalan dekat dengan jalan menuju Jongker tepatnya diseberang menara Jam.



d.      Christ Church Melaka
       Sedangkan gedung yang 1 ini merupakan gereja                     tertua di Malaysia yang masih digunakan untuk                     tempat beribadah.








Becak Malaka


e.      Selain itu masih ada beberapa musium seperti Musium Sejarah Etnografi, Galeri Laksmana.


f.   Selain itu ada keunikan tersendiri juga selain gedung berwarna merah yaitu becak penuh hiasan, cukup ramai membuat saya bingung sendiri mengapa dibuat se meriah itu becaknya.




g.       Church of ST Francis Xavier Melaka
Gedung ini merupakan gereja yang hampir mirip dengan bangunan Francis dengan warna putih berpaduan dengan cream abu. Letaknya tidak jauh dari pusat Malaka dan diseberangnya ada bekas benteng kesultanan.




h.      St Paul’s Church
Setelah dari Church of ST Francis Xavier Melaka kami menuju St Paul’s Church itupun tidak disengaja karena awalnya kami mau ke Istana Kesultanan.  Untuk menuju St Paul’s Church kami berputar melalui lembaga haji lalu belok kanan hingga lurus menemukan tulisan ke Istana kesultanan. Sebelum ke lokasi ini akan menemukan kuburan belanda tepat di samping istana kesultanan lalu di belakang istana kesultanan akan menemukan St Paul’s Church, gedung ini merupakan bangunan tua diatas bukit yang dari bentuk dan arsitektur yang terdiri dari patung umumnya gereja, kalau tidak salah ini memang gereja namun sudah menjadi tempat beribadah lagi karena tinggal kerangka bangunannya saja. Untuk menju bangunan ini banyak anak tangga yang harus dilalui, dari atas kami bisa melihat indahnya kota Melaka ini. Saya dan suami cukup lelah dan akhirnya kami duduk santai tepat dipinggir tebing suami saya membeli minum seharga RM 1,5 di tebing bawah, lalu kami menikmati istirahat sejenak sebelum melanjutkan perajalan.



i.         A Famosa
A Famosa
Setelah selesai dari St Paul’s Church ada 2 pilihan tangga kearah dataran pahlawan atau ke Istana Kesultanan, akhirnya kami memilih tangga turun ke Istana Kesultanan. Saat turun kami melihat sebelah kiri ada Istana Kesultanan dan di depan kami ada bangunan tua yang terlihat hancur seperti bekas benteng Jogja gitu. Sebelum turun kami sempatkan untuk berfoto disini. Selesai berfoto waktunya kami turun, seketika kami kaget karena bangunan ini dari depan terlihat berbentuk benteng saat cari informasi ternyata memang sebuah benteng pertahanan dan hancur saat peperangan Protugis.


j.        Istana Kesultanan Malaka
Selanjutnya kami mengarah ke kiri menuju Istana Kesultanan Malaka, sayangnya waktu itu sudah tutup karena buka pada pagi hari saja. Agar tidak sia-sia kami mendokumentasikan dari luar saja.


k.       Dataran Pahlawan
Proclamation Of Independence Memorial
Berhubung waktu sudah semakin sore, kami berjalan menuju Dataran Pahlawan, lokasi sangat luas dan banyak bangunan sama halnya seperti The Stadthuys yang banyak bangunan dalam 1 kompleks. Disini terdapat Proclamation of Independence Memorial, Melaka Alive, Musium Dunia Melayu Dunia Islam, Lapangan Dataran Merdeka. Di Dataran Pahlawan
kami saling bercanda ria merasakan kebahagiaan kami berdua, bersyukur pada Allah masih memberikan kebahagian untuk kami dan mungkin ini hikmah dari kami kesabaran kami. Kami merasa cukup untuk istirahat santai ria, waktunya kami berjalan kembali kearah pusat kota.




l.         Musium Rakyat (Taman Rakyat) dan Musium Islam Malaka
Setelah puas mengelilingi beberapa tempat bersejarah, lalu kami berjalan menuju Sungai Malaka seperti keinginan kami ingin menikmati sore menjelang malam di pinggiran sungai Malaka. Sebelum sampai ke lokasi ternyata kami menemukan 2 tempat yang pertama Musium Rakyat yang terlihat seperti taman dan tempat bermain namun ada repletika berbentu kereta api dan pesawat terbang. Kami ndak lama disini hanya sekedar lewat saja, tidak jauh dari musium ini kami menemukan Musium Islam Malaka yang unik lagi-lagi kami hanya berfose didepannya saja untuk menghemat waktu dan keuangan hehehe.



m.    Suasana Sore Hari di Melaka River Park and Cruise Sungai Malaka
Begitu indah suasana sore hari itu, saya dan suami sangat menikmatinya seakan kami paling bahagia disana. Duduk sepasang kekasih halal menikmati senja di Sungai Malaka. Lampu-lampu mulai berhidupan dan waktunya kami harus menyelusuri Malaka mencari Masjid.






n.      Jongker Walk Melaka

Tempat ini terkenal dengan suacana kelenteng dan chienes, lokasinya berseberangan dengan The  Stadthuys dengan menyebrangi sungai. Kami berjalan berlahan menikmati setiap pojok Jongker, disana-sini terlihat suasana chienes. Setiap tempat memberikan arti sejarah dan kehidupan. Berlahan-lahan kami mencari Masjid sekaligus berjalan menyelusuri tempat-tempat yang dapat dilihat diwaktu senja mendekati magrib. Seperti gambar dibawah ini.




o.      Masjid Kampung Kling
Masjid Kampung Kling
Setelah kami menyelusuri Jongker kami menemukan 1 masjid bersejarah yaitu Masjid Kampung Kling. Masjid ini terletak dibagian Jongker dan bentuk masjid yang unik, masjid ini di dirikan di saat orang India datang di Malaka (ini yang saya ketahui namun lebih jelas bisa baca ditempat lainnya) Masjid ini terletak sebarisan Kelenteng Cheng Hoon Teng dan Kuil Sri Poyatha selain itu rumah-rumah disekitarnnya serta ruko mayoritas pemiliknya China dengan seperti ini bisa dilihat bahwa di Kota Malaka ini hidup toreransi beragama sangatlah kuat. Awalnya kami memilih shalat disini namun karena belum adzan Magrib dan masih ada 1 jam lagi jadi kami ke Masjid berikutnya yang menjadi tujuan utama kearah ini.


p.      Masjid Kampung Hulu
Masjid Kampung Hulu
Menjelang magrib itu kami menyelusuri jalan Kampung Hulu dan menemukan masjid yang kami cari, Alhamdulillah suasanya nyaman dan sebelum ke masjid kami menikmati suasana di seberangnya pas berketepatan dengan Sungai Malaka yang ada jembatannya, menambah keindahan.
10 menit sebelum adzan magrib kami ke Masjid Kampung Hulu mempersiapkan diri untuk shalat berjamaah, tempat wudhu antara pria dan wanita dipisah jauh. Untuk pria ada seperti kolam pengambilan air biasanya dipondok pesantren begitu. Masjid ini didirikan pada tahun 1728 saat Malaka dikuasai Belanda.
Saat menjalankan ibadah shalat ini serasa hati tenteram terlebih ketika shalat bersama dengan saudara muslim lainnya dari negara tetangga yaitu Eropa. 1 berjilbab dan 1 lagi tidak berjilbab, sempat berbincang namun ndak banyak.


q.      Indahnya Sore dan Malam Sungai Malaka Kampung Hulu

Setelah shalat kami makan di warung Muhamamdiah pemiliknya orang India yang sehari-hari berbahasa Melayu Malaysia, menu disini terjangkau dan saat itu kami memilih nasi goreng lumayan banyak, dapat dilihat dari gambar dibawha ini. Setelah kami selesai makan, saya meminta ke suami untuk ke pinggiran sungai lagi menikmati suasana malamnya. Sungai yang bersih, malam membuat kegelapan dengan hiasan lampu yang berwarna warni menambah keindahan kota Malaka. Sebelum kaki kami menyelusuri sungai, kami mencoba melihat keindahan dan mendokumentasikan suasana jembatan beserta sungai. 

Selanjutnya kaki kami menyelusuri sungai Malaka dari kampung hulu hingga menemukan Discovery Cafe and Guesthouse, lalu kami berjalan kaki menuju parkiran mobil kami.

       r.        Menara Taming Malaka
    Setelah semua selesai kami langsung menuju parkiran mobil         berhubung malam itu kami ndak jadi menginap di Malaka sebab semua tempat sudah kami datangi kecuali Masjid Sultan Malaka yang terletak di pinggir laut terapung karena waktu sudah malam. Ketika kami jalan sangat terlihat jelas Menara Taming Malaka tepat di depan kami kalau jarak bersampingan dengan lokasi parkir mobil, cukup berfose dari kejauhan dan melihat dari kejauhan sudah cukup.

Untuk buget kami waktu itu
Bensin RM20
Makan sekali RM 5 x 2 = RM10
Air Mineral RM 1,5 x 2 = RM 3
Kalau penginapan perkamar untuk 2 orang mulai dari RM30 (Jika menginap)
Biaya Bus bisa lihat tulisan diatas ya

Inilah cerita kami saat di Malaka seharian ndak perlu menginap disana, kami langsung kembali ke Muar.

No comments:

Post a Comment