25 Januari
2017 selamat anniversary wedding ke 3 tahun untuk kami, hari itu kami
merayakannya dengan penuh kebahagian karena ini pertama kalinya kami merayakan
kebersamaan kami ditempat yang berbeda.
Badha zuhur
kami berangkat menuju Malaka dari Muar,Johor Bahru mengendarai mobil pribadi yang
dipinjamkan teman suami. Awalnya kami berniat menggunakan bus umum namun teman
suami meminta kami menggunakan mobilnya yang dirumah ndak terpakai.
Di Dalam Mobil Pribadi |
Oiya, untuk menuju Malaka ini akan saya beri tips
agar sampai kemari dengan transportasi umum yaitu Bus.
a.
Kuala Lumpur menuju Malaka :
Dapat menggunakan transportasi umum melalui
Terminal Bersepadu Selatan (TBS) yang terkenal dengan sebutan TBS. Untuk
menempuh ke TBS dari Pasar Seni maka
gunakan kereta api Sri Petaling transit di Masjid Jamek saat sudah di Masjid
Jamek maka carilah tujuan Bandar Tasik Selatan nanti gunakan kereta yang
tertulis didepannya Putra, biaya dari Pasar Seni ke Bandar Tasik Selatan RM
7.00 untuk 2 orang (RM 3,50 perorang) dan dari Masjid Jamek RM6,40 untuk 2
orang (RM 3,20). Setelah turun dari kereta api maka keluar menuju Terminal
Bersepadu Selatan, untuk membeli tiket bisa ke Lantai utama atau lantai 1 karena
disana ada lantai dasar, lantai 1 dan lantai 2 tapi kadang orang mengatakan
lantai 1,2 dan 3 yang pasti lantai utama.
Dibawah ini saya sebutkan nama bus, jadwal dan
harga bus pada Januari 2017 :
Bus Kejora Masyhur : RM13 || Jam 05.45am
Bus Mayang Sari : RM 11 || Jam 07.00am, 08.30am, 09.00am,
09.30am, 10.30am, 11.00am, 11.30am, 12.30pm, 01.30pm, 02.30pm, 03.30pm,
04.30pm, 05.30pm, 06.30pm, 07.30pm, 08.30pm,
Bus KKKL Ekspress : RM 13.40 || Jam 07.30am, 08.30am, 09.30am,
10.30am, 11.00am, 11.30am, 12.30pm, 01.00pm, 01.30pm, 02.30pm, 03.30pm,
04.30pm, 05.00pm, 06.30pm, 07.00pm, 07.30pm, 08.30pm, 09.30pm,
Bus Delima : RM 10 || Jam 10.00am, 11.00am, 12.00pm, 01.00pm,
02.00pm, 03.00pm, 04.00pm, 04.30pm, 05.00pm, 06.00pm, 07.00pm, 08.00pm,
09.00pm, 09.30pm.
b.
Johor Bahru menuju Malaka :
Untuk dari Johor kita menggunakan bus dari Johor
Bahru Sentral atau JB Larkin, biasanya yang paling banyak dari JB Larkin. Jika
kita sudah berada di JBS lalu mau ke JB Larkin maka gunakan bus no 170 warna
biru, causeway link bus warna kuning dengan biaya RM 1,40.
Dibawah ini saya sebutkan nama bus, jadwal dan
harga bus pada Januari 2017 :
Bus Mayang Sari : RM 21 || Jam 07.30am, 09.00am, 11.00am,
01.00pm, 03.00pm, 07.45pm,
Bus KKKL Ekspress : RM 21 || Jam 07.30am, 08.00am, 09.00am,
09.30am, 10.00am, 11.00am, 12.00pm, 01.00pm, 01.30pm, 02.00pm, 03.30pm,
04.30pm, 05.30pm, 06.00pm, 08.00pm, 09.00pm,
Bus Delima : RM 18 || Jam 08.30am, 10.30am, 02.30pm, 07.00pm,
Setelah sampai di Terminal Bus Malaka untuk menuju pusat kota maka menggunakan bus Panorama berwarna merah ni 17, nanti tinggal sampaikan ke petugas kalau akan turun di pusat kota dengan biaya RM2. Kalau masih bingung mau kemana saja di Malaka maka bisa mampir ke Tourist Information.
Sebelum jauh saya memaparkan perjalanan, kita
harus mengetahui bahwa Malaka ini merupakan kota yang diminati para turis baik
lokal dan manca negara untuk menikmati gedung bersejarah dan suasana sungai
serta laut lepas.
Setelah semua selesai kami menuju lokasi-lokasi dibawah ini, yang wajib dikunjungi saat di Malaka tetapi masih ada yang kurang lengkap yaitu Masjid Malaka yang ada dipinggir laut, sebagai berikut tempat yang kami kunjungi dengan berjalan kaki berkm kali ya :
1.
Musieum Samudera
Kaki kami berjalan menuju lokasi yang kami
lihat terdekat dari mobil yaitu Musium samudera depat diseberang parkiran,
musium Samudera ini merupakan musium yang berbentuk kapal pesiar berwarna merah
bata hampir kecoklatan. Musium ini terletak tidak jauh dari sungai dan tidak
jauh pula dengan pinggiran laut. Setahu saya musium ini merupakan tempat
mengenai sejarah kelautan di Malaka. Waktu operasi musium ini pkl
09.00am-05.30pm. Untuk pelancong asing dikenakan RM10. Kami tidak masuk cukup
berfoto diluar saja dengan background kapal tersebut. Ndak lupa pula kami
berkeliling disekitar musium ini sekaligus mendokumentasikannya sembari kami
mencari dimana lokasi kincir air, hingga lelah mencari lalu kami memutuskan
untuk menuju taman dipinggiran sungai, hingga akhirnya kami menyelusuri sungai.
2.
Melaka River Park and Cruise/Sungai Malaka
Sungai Malaka |
3.
The Stadthyus
Sebelum kami kelokasi utama pusat Malaka,
kami melintasi lokasi kincir air kesultanan sayangnya saat itu sedang
diperbaiki karena rusak. Lalu berlahan dengan berpegangan tangan kami
menuju The Stadthyus (Red Square),
seperti namanya gedung disini serba berwarna merah karena warna yang identik
ini membuat para turis seperti kami ini mudah menemukannya. Dari lokasi kincir
air kami menyeberang jalan sebelumnya kami berfoto di tengah-tengah taman lalu
menuju gedung serba merah ini. Disini satu komplek dengan terdiri dari Christ
Church Melaka, Musium Sejarah Etnografi, Galeri Laksmana Cheng Ho, Kincir
Angin, Menara jam, Menara Air mancur.
Ditengah gedung yang megah berwarna merah
ada 1 icon yang menandakan sudah di Malaka yaitu menara jam yang berwarna
merah.
b.
Queen Victoria Fountain
Queen Victoria Fountain ini merupakan air
mancur yang dibagun oleh pemerintah Inggris yang berfungsi hingga sekarang dan
bentuknya yang unik, ini tepat di samping menara jam.
c.
Menara Kincir Angin
Menara ini kecil tidak terlalu besar namun
bentuknya seperti yang ada di Belanda, menara ini ada dipinggiran jalan dekat
dengan jalan menuju Jongker tepatnya diseberang menara Jam.
d. Christ Church Melaka
Sedangkan gedung yang 1 ini merupakan gereja tertua di Malaysia yang masih digunakan untuk tempat beribadah.
e.
Selain itu masih ada beberapa musium seperti
Musium Sejarah Etnografi, Galeri Laksmana.
f. Selain itu ada keunikan tersendiri juga selain gedung berwarna merah yaitu becak penuh hiasan, cukup ramai membuat saya bingung sendiri mengapa dibuat se meriah itu becaknya.
f. Selain itu ada keunikan tersendiri juga selain gedung berwarna merah yaitu becak penuh hiasan, cukup ramai membuat saya bingung sendiri mengapa dibuat se meriah itu becaknya.
g.
Church of ST Francis Xavier Melaka
h.
St Paul’s Church
Setelah selesai dari St Paul’s Church ada 2
pilihan tangga kearah dataran pahlawan atau ke Istana Kesultanan, akhirnya kami
memilih tangga turun ke Istana Kesultanan. Saat turun kami melihat sebelah kiri
ada Istana Kesultanan dan di depan kami ada bangunan tua yang terlihat hancur
seperti bekas benteng Jogja gitu. Sebelum turun kami sempatkan untuk berfoto
disini. Selesai berfoto waktunya kami turun, seketika kami kaget karena
bangunan ini dari depan terlihat berbentuk benteng saat cari informasi ternyata
memang sebuah benteng pertahanan dan hancur saat peperangan Protugis.
j.
Istana Kesultanan Malaka
Selanjutnya kami mengarah ke kiri menuju
Istana Kesultanan Malaka, sayangnya waktu itu sudah tutup karena buka pada pagi
hari saja. Agar tidak sia-sia kami mendokumentasikan dari luar saja.
k.
Dataran Pahlawan
Proclamation Of Independence Memorial |
l.
Musium Rakyat (Taman Rakyat) dan Musium Islam
Malaka
m.
Suasana Sore Hari di Melaka River Park and Cruise
Sungai Malaka
Begitu indah suasana sore hari itu, saya
dan suami sangat menikmatinya seakan kami paling bahagia disana. Duduk sepasang
kekasih halal menikmati senja di Sungai Malaka. Lampu-lampu mulai berhidupan
dan waktunya kami harus menyelusuri Malaka mencari Masjid.
n.
Jongker Walk Melaka
Tempat ini terkenal dengan suacana kelenteng dan chienes, lokasinya berseberangan dengan The Stadthuys dengan menyebrangi sungai. Kami berjalan berlahan menikmati setiap pojok Jongker, disana-sini terlihat suasana chienes. Setiap tempat memberikan arti sejarah dan kehidupan. Berlahan-lahan kami mencari Masjid sekaligus berjalan menyelusuri tempat-tempat yang dapat dilihat diwaktu senja mendekati magrib. Seperti gambar dibawah ini.
o.
Masjid Kampung Kling
Masjid Kampung Kling |
p.
Masjid Kampung Hulu
Masjid Kampung Hulu |
10 menit sebelum adzan magrib kami ke
Masjid Kampung Hulu mempersiapkan diri untuk shalat berjamaah, tempat wudhu
antara pria dan wanita dipisah jauh. Untuk pria ada seperti kolam pengambilan
air biasanya dipondok pesantren begitu. Masjid ini didirikan pada tahun 1728
saat Malaka dikuasai Belanda.
Saat menjalankan ibadah shalat ini serasa
hati tenteram terlebih ketika shalat bersama dengan saudara muslim lainnya dari
negara tetangga yaitu Eropa. 1 berjilbab dan 1 lagi tidak berjilbab, sempat
berbincang namun ndak banyak.
q.
Indahnya Sore dan Malam Sungai Malaka Kampung Hulu
Setelah shalat kami makan di warung Muhamamdiah pemiliknya orang India yang sehari-hari berbahasa Melayu Malaysia, menu disini terjangkau dan saat itu kami memilih nasi goreng lumayan banyak, dapat dilihat dari gambar dibawha ini. Setelah kami selesai makan, saya meminta ke suami untuk ke pinggiran sungai lagi menikmati suasana malamnya. Sungai yang bersih, malam membuat kegelapan dengan hiasan lampu yang berwarna warni menambah keindahan kota Malaka. Sebelum kaki kami menyelusuri sungai, kami mencoba melihat keindahan dan mendokumentasikan suasana jembatan beserta sungai.
Selanjutnya kaki kami menyelusuri sungai Malaka dari kampung hulu hingga menemukan Discovery Cafe and Guesthouse, lalu kami berjalan kaki menuju parkiran mobil kami.
r.
Menara Taming Malaka
Setelah semua selesai kami langsung menuju
parkiran mobil berhubung malam itu kami ndak jadi menginap di Malaka sebab
semua tempat sudah kami datangi kecuali Masjid Sultan Malaka yang terletak di
pinggir laut terapung karena waktu sudah malam. Ketika kami jalan sangat
terlihat jelas Menara Taming Malaka tepat di depan kami kalau jarak
bersampingan dengan lokasi parkir mobil, cukup berfose dari kejauhan dan
melihat dari kejauhan sudah cukup.
Untuk buget kami waktu itu
Bensin RM20
Makan sekali RM 5 x 2 = RM10
Air Mineral RM 1,5 x 2 = RM 3
Kalau penginapan perkamar untuk 2 orang mulai dari RM30 (Jika menginap)
Biaya Bus bisa lihat tulisan diatas ya
Inilah cerita kami saat di Malaka seharian ndak perlu menginap disana, kami langsung kembali ke Muar.
No comments:
Post a Comment