PEPER
Pengaruh Investasi Terhadap Pendapatan Nasional
Disusun oleh :
SURIYANTI NASUTION ( 20110730041 )
Program Studi Ekonomi & Perbankan Islam
Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan peper Adapun maksud dan tujuan penulis disini untuk menyajikan beberapa hal yang menjadi materi dari peper ini.
Peper ini membahas mengenai “Pengaruh Investasi terhadap Pendapatan Nasional”. Peper ini juga menggunakan bahasa yang mudah dimengerti untuk para pembacanya. Penulis menyadari bahwa didalam peperini masih banyak kekeurangan , penulis mengharapkan kritik dan saran demi menyempurnakan peper ini agar lebih baik dan dapat berguna semaksimal mungkin.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan dan penyempurnaan peper ini.
Yogyakarta , Januari 2013
Penulis
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Untuk mengukur keberhasilan perekonomian suatu negara salah satunya dapat dilihat dari angka pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi ( economic growth) dapat diukur dari kenaikan besarnya pendapatan nasional ( produksi nasional ) pada periode tertentu. Oleh karena itu, nilai dari pendapatan nasional ( national income ) ini merupakan gambaran dari aktivitas ekonomi secara nasional pada periode tertentu. Tingginya tingkat pendapatan nasional dapat mencerminkan besarnya barang dan jasa yang dapat diproduksi. Besarnya kapasitas produksi tersebut dapat menunjukkan tingginya tingkat kemakmuran masyarakat dalam suatu negara. Baik negara yang sedang berkembang maupun negara – negara maju, semua mengiginkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode, biasanya satu tahun.
Dalam ekonomi makro , investasi merupakan salah satu komponen dari pendapatan nasional, produk domestic bruto (PDP) atau Gross Demestic Bruto GDP. GDP yang dihitung berdasarkan pengeluaran terdiri dari empat komponen utama konsumsi, investasi, pembelian pemerintah, ekspor neto
Y= C+I+G+(X-M)
dari persamaan dapat diketahui bahwa investasi berkolerasi dengan GDP. Secara umum dapat dikatakan jika investasi naikmaka GDP naik dan sebaliknya.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia sama halnya dengan keadaan investasi, juga mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2001 sebesar 3,64% dan mengalami kenaikan pada tahun berikutnya menjadi 4,50%. Hal ini juga berbarengan dengan keadaan investasi sektor transportasi.
Tabel 1.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Selama 2001-2010
Tahun
|
Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)
|
2001
|
3,64
|
2002
|
4,50
|
2003
|
4,78
|
2004
|
5.03
|
2005
|
5,69
|
2006
|
5,50
|
2007
|
6,35
|
2008
|
6,01
|
2009
|
4,58
|
2010
|
6,10
|
Sumber: Badan Pusat Statistik,2012
Dapat dilihat Indonesia pernah mengalami jatuh bangun dalam perekonomian tepat pada tahun 1998 menjadi saksi bagi tragedi perekonomian bangsa. Keadaannya berlangsung sangat tragis dan tercatat sebagai periode paling suram dalam sejarah perekonomian Indonesia. Mungkin dia akan selalu diingat, sebagaimana kita selalu mengingat black Tuesday yang menandai awal resesi ekonomi dunia tanggal 29 Oktober 1929 yang juga disebut sebagai malaise.
Hanya dalam waktu setahun, perubahan dramatis terjadi. Prestasi ekonomi yang dicapai dalam dua dekade, tenggelam begitu saja. Dia juga sekaligus membalikkan semua bayangan indah dan cerah di depan mata menyongsong milenium ketiga.
Selama periode sembilan bulan pertama 1998, tak pelak lagi merupakan periode paling hiruk pikuk dalam perekonomian. Krisis yang sudah berjalan enam bulan selama tahun 1997,berkembang semakin buruk dalam tempo cepat. Dampak krisis pun mulai dirasakan secara nyata oleh masyarakat, dunia usaha.
Dana Moneter Internasional (IMF) mulai turun tangan sejak Oktober 1997, namun terbukti tidak bisa segera memperbaiki stabilitas ekonomi dan rupiah. Bahkan situasi seperti lepas kendali, bagai layang-layang yang putus talinya. Krisis ekonomi Indonesia bahkan tercatat sebagai yang terparah di Asia Tenggara.
Seperti krisis yang semula hanya berawal dari krisis nilai tukar baht di Thailand 2 Juli 1997, dalam tahun 1998 dengan cepat berkembang menjadi krisis ekonomi, berlanjut lagi krisis sosial kemudian ke krisis politik. Akhirnya, dia juga berkembang menjadi krisis total yang melumpuhkan nyaris seluruh sendi-sendi kehidupan bangsa. Katakan, sektor apa di negara ini yang tidak goyah. Bahkan kursi atau tahta mantan Presiden Soeharto pun goyah, dan akhirnya dia tinggalkan. Mungkin Soeharto, selama sisa hidupnya akan mengutuk devaluasi baht, yang menjadi pemicu semua itu.
Menurut menteri koordinator bidang perekonomian Hatta Rajasa pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2013 lebih baik dibandingkan tahun 2012 dan Hatta memandang data yang menunjukan akan adanya arus investasi yang jauh lebih kuat pada tahun 2013 namun walaupun seperti itu harus berhati-hati juga.
Dan menurut Menteri Keuangan Agus D.W. Martowardojo optimistis, ekonomi Indonesia dapat tumbuh hingga 6,5 persen pada tahun 2012. Angka tersebut meneruskan tren peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang telah mampu tumbuh menyentuh angka 6,1 persen pada tahun 2010 dan 6,5 persen pada tahun 2011. Lebih lanjut Menkeu menyampaikan, selain mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pemerintah juga telah berhasil menjaga stabilitas ekonomi.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang dikaji dalam penulisan ini adalah faktor apa saja yang mempengaruhi investasi terhadap pendapatan nasional.
Tujuan
Berdasarkan permasalahan di atas,maka penulisan ini bertujuan untuk melihat pengaruh investasi pada pendapatan nasional di Indonesia
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah :
- Manfaat Ilmiah, untuk memahami dan mendalami masalah-masalah di bidang Ilmu Ekonomi, khususnya yang berkaitan dengan Investasi dalam pendapatan nasional.
- Manfaat Praktis, diharapkan penulisan ini dapat bermanfaat sebagai referensi bagi penulis-penulis selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penulisan yang berhubungan dengan masalah yang sama.
- Manfaat Kebijakan, diharapkan penulisan ini dapat menjadi bahan pertimbangan pemerintah dalam pengambilan kebijakan, khususnya yang dapat mengoptimalkan investasi.
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dikatakan oleh Adji Aji Yuniarto (2008) dengan judul skripsi “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investasi di Provinsi Jawa Tengah” dari penelitian tersebut diperoleh produk domestic regional bruto terhadap investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap investasi di Indonesia.
Dan berdasarkan penelitian terdahulu yang dikatakan oleh sulistiani (2006) dengan judul skripsi “ Faktor-faktor yang memperngaruhi investasi di indonesia tahun 1998-2004” dari penelitian tersebut diperoleh faktor yang mempengaruhi investasi di Indonesia yaitu permintaan dan penawaran,konsumsi dan pendapatan nasional.
Investasi
Investasi yang lazim disebut juga dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal atau apabila digunakan istilah dalam penghitungan pendapatan nasional dinamakan pembentukan modal dalam negeri (domestik) bruto, terjadi dari tabungan dari sektor perusahaan yang digunakan oleh para pengusaha untuk membeli barang-barang modal.
Ada beberapa pengertian lain investasi adalah pengeluaran untuk barang-barang yang tidak dikonsumsikan sekarang,melainkan menambahkan jumlah barang-barang atau alat-alat produksi.Menurut Boediono(1998),investasi adalah pengeluaran oleh sektor-sektor produsen(swasta) untuk pembelian barang-barang atau jasa dengan tujuan merubah stok gudang atau perluasan pabrik. Menurut Sukirno (1995),investasi dapat didefenisikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan menambah barang-barang modal yang akan digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian dimasa depan, sedangkan fungsi dari investasi yaitu peningkatan produksi, penyempurnaan struktur produksi, pemerataan pendapatan,pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya alam serta mendorong ekspor.
Faktor-faktor utama yang menentukan tingkat investasi adalah:
- Tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh.
- Suku bunga.
- Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa yang akan datang.
- Kemajuan teknologi.
- Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya.
Peranan investasi terhadap kapasitas produksi nasional memang sangat besar, karena investasi merupakan penggerak perekonomian, baik untuk penambahan faktor produksi maupun berupa peningkatan kualitas faktor produksi, investasi ini nantinya akan memperbesar pengeluaran masyarakat melalui peningkatan pendapatan masyarakat dengan bekerja multiplier effect. Faktor produksi akan mengalami penyusutan, sehingga akan mengurangi produktivitas dari faktor-faktor produksi tersebut. Supaya tidak terjadi penurunan produktivitas (kapasitas) nasional harus diimbangi dengan investasi baru yang lebih besar dari penyusutan faktor-faktor produksi. Akhirnya perekonomian masyarakat (nasional) akan berkembang secara dinamis dengan naiknya investasi yang lebih besar dari penyusutan faktor produksi tersebut. Bila penambahan investasi lebih kecil dari penyusutan faktor-faktor produksi, maka terjadi stagnasi perekonomian untuk dapat berkembang
Pendapatan Nasional merupakan salah satu tolak ukur yang dapat digunakan untuk menilai kondisi perekonomian suatu negara adalah pendapatan nasional. Tujuan dari perhitungan pendapatan nasional ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat ekonomi yang telah dicapai dan nilai output yang diproduksi, komposisi pembelanjaan agregat, sumbangan dari berbagai sektor perekonomian, serta tingkat kemakmuran yang dicapai (Sukirno, 2008). Selain itu, data pendapatan nasional yang telah dicapai dapat digunakan untuk membuat prediksi tentang perekonomian negara tersebut pada masa yang akan datang. Prediksi ini dapat digunakan oleh pelaku bisnis untuk merencanakan kegiatan ekonominya di masa depan, juga untuk merumuskan perencanaan ekonomi untuk mewujudkan pembangunan negara di masa mendatang (Sukirno, 2008).
Faktor yang memengaruhi Pendapatan Nasional : Permintaan dan penawaran agregat, konsumsi,tabungan dan Investasi
Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:
- Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
- Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).
- Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga , pemerintah, investasi, dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor(X − M)
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dari uraian diatas penulis berminat membahas mengenai pengaruh investasi terhadap pendapatan nasional.
Pendapatan Nasional disebut juga Produk Domestik Bruto(PDB) atau Gross Domestic Product(GDP) adalah “Nilai barang dan jasa akhir berdasarkan harga pasar, yang diproduksi oleh sebuah perekonomian dalam satu periode dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang berada dalam perekonomian tersebut. Dalam konteks Negara, Indonesia juga menghitung Pendapatan Nasionalnya dalam kurun waktu 1 tahun/periode.
Berikut data Pendapatan Nasional Negara Republik Indonesia dari tahun 2005-2009 :
LAPANGAN USAHA/ INDUSTRIAL ORIGIN
|
2005
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
| |
1
|
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan/Agriculture,
Livestock, Foresty and Fishery (%)(TrilliunRp)
|
13,39% (234,44)
|
13% (240,13)
|
13,7% (269,11)
|
14,5% (301,94)
|
15,3% (333,08)
|
2
|
Pertambangan dan Penggalian/Mining and Quarrying (%)(TrilliunRp)
|
10,44% (111,18)
|
11% (203,18)
|
11,2% (220,01)
|
10,9% (226,97)
|
10,5% (228,58)
|
3
|
Industri Pengolahan/Manufacturing Industry (%)(TrilliunRp)
|
28,06% (491,28)
|
27,5% (507,96)
|
27% (530,37)
|
27,9% (580,97)
|
26,4% (574,72)
|
4
|
Listrik, Gas dan Air Bersih/Electricity, Gas and Water Supply (%)(TrilliunRp)
|
0,92% (16,11)
|
0,9% (16,62)
|
0,9% (17,68)
|
0,8% (16,66)
|
0,8% (17,42)
|
5
|
Konstruksi/Construction (%)(TrilliunRp)
|
6,35% (111,18)
|
7,5% (138,54)
|
7,7% (151,25)
|
8,5% (177,00)
|
9,9% (215,52)
|
6
|
Perdagangan, Hotel dan Restoran/Trade, Hotel and Restaurant (%)(TrilliunRp)
|
15,75% (275,75)
|
15% (277,07)
|
15% (294,65)
|
14% (291,52)
|
13,4% (291,72)
|
7
|
Pengangkutan dan Komunikasi/Transport and Communication (%)(TrilliunRp)
|
6,63% (116,08)
|
6,9% (127,45)
|
6,7% (131,61)
|
6,3% (131,18)
|
6,3% (137,15)
|
8
|
Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan/Finance, Real Estate and Business Services (%)(TrilliunRp)
|
8,36% (146,37)
|
8,1% (149,62)
|
7,7% (151,25)
|
7,4% (154,10)
|
7,2% (156,74)
|
9
|
Jasa-jasa/Services (%)(TrilliunRp)
|
10,1% (176,83)
|
10,1% (186,56)
|
10,1% (198,40)
|
9,7% (201,99)
|
10,2% (222,05)
|
Produk Domestik Bruto/ Gross Domestic Product (%)(TrilliunRp)
|
100
|
100
|
100
|
100
|
100
| |
PDB Tanpa Migas /GDP Without Oil and Gas (%)(TrilliunRp)
|
88,93% (1557,01)
|
88,9% (1642,10)
|
89,5% (1758,10)
|
89,4% (1861,59)
|
91,7% (1996,29)
|
Sumber : Biro Pusat Statistik
Dalam melakukan pembangunan ekonomi dibutuhkan biaya yang cukup besar yang salah satunya diperoleh dari investasi swasta baik berupa penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA).
Penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebagai sumber domestik merupakan kunci utama pertumbuhan ekonomi nasioanal (Jhingan, 1994). Disatu pihak,mencerminkan permintaan efektif dan dipihak lain menciptakan efisiensi produktif bagi produksi dimasa depan. Proses penanaman modal ini menghasilkan kenaikan output nasional dalam berbagai cara. Penanaman modal diperlukan untuk memenuhi permintaan penduduk yang meningkat dinegara tersebut. Investasi dibidang barang modal tidak hanya meningkatkan produksi tetapi kesempatan kerja. Pembentukan atau penanaman modal dalam negeri ini pula yang akan membawa kearah kemajuan teknologi,kemajuan teknologi pada gilirannya membawa kearah spesialisasi dan penghematan produksi skalaluas, penanaman modal membantu usaha penyediaan mesin,alat dan perlengkapan bagi tenaga buruh yang semakin meningkat. Penanaman modal asing (PMA) sebagai salah satu jenis penanaman modal memiliki peran yang sangat besar dalam pembangunan.Modal asing dapat memasuki suatu Negara dalam bentuk modal swasta dan modal negara. Modal asing swasta dapat mengambil bentuk investasi langsung dan investasi tidak langsung
Pengertian penanaman modal asing adalah alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaan devisa Indonesia,yang dengan persetujuan pemerintah digunakan untuk pembiayaan perusahaan diIndonesia. Jadi penanaman modal asing diperlukan untuk mempercepat pembangunan ekonomi.
Dalam setiap proses pengambilan keputusan investasi,unsur-unsur tersebut akan muncul kelima unsur tersebut adalah:
1.Kondisi Investor
2.Motif Investor
3.Media Investor
4.Teknik dan modal analisis termasuk jenis informasi dan cara pengolahannya
5.Strategi Investasi
Masalah investasi adalah suatu masalah yang langsung berhubungan dengan besarnya pengharapanakan pendapatan nasional yang akan diperoleh dari barang dan modal dimasa depan.Pengharapan akan pendapatan merupakan faktor yang sangat penting untuk menentukan besarnya investasi. Lebih besar dari tingkat bunga dan investasi dalam suatu barang modal adalah menguntungkan jika biaya sewa ditambah bunga lebih kecil dari pada hasil pendapatan yang diharapkan dari investasi tersebut. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan investasi menurut teori ini,yaitu:
1. Tingkat biaya barang modal,
2. Tingkat bunga,dan
3. Tingginya pendapatan yang akan diterima.
Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Pertumbuhan ekonomi dibutuhkan dan merupakan sumber utama peningkatan standar hidup penduduk yang jumlahnya terus meningkat.
Tabel 5.0 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Selama 2001-2010
Tahun
|
Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)
|
2001
|
3,64
|
2002
|
4,50
|
2003
|
4,78
|
2004
|
5.03
|
2005
|
5,69
|
2006
|
5,50
|
2007
|
6,35
|
2008
|
6,01
|
2009
|
4,58
|
2010
|
6,10
|
Sumber: Badan Pusat Statistik
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang berlangsung dari tahun ke tahun sehingga untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi harus dibandingkan pendapatan nasional dari berbagai tahun yang dihitung berdasarkan harga konstan dan harga berlaku. Perubahan dalam nilai pendapatan nasional hanya disebabkan oleh suatu perubahan dalam suatu tingkat kegiatan ekonomi dari segi investasi.
Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan kenaikan output per kapita. Di sini ada dua sisi penting yaitu output total dan jumlah penduduk. Output per kapita adalah output total dibagi jumlah penduduk. Aspek ketiga dari definisi pertumbuhan ekonomi adalah perspektif waktu jangka panjang. Kenaikan output per kapita selama satu atau dua tahun, yang kemudian diikuti dengan penurunan output per kapita bukan pertumbuhan ekonomi. Suatu perekonomian dikatakan tumbuh apabila dalam jangka waktu 5 tahun mengalami kenaikan output per kapita.
Pengaruh Invetasi terhadap Pendapatan Nasional
Terdapat keterkaitan yang erat antara pertumbuhan ekonomi dalam pendapatan nasional dan investasi. Hubungan keduanya menjadi suatu sorotan para ekonom, baik dari kalangan Klasik maupun Neo Klasik. Teori pendapatan nasional yang menggunakan pendekatan pengeluaran agregatif, dimana besarnya pendapatan nasional suatu negara diukur dari komponen-komponen expenditure para pelaku ekonominya lewat anggaran-anggarannya yaitu; sektor rumah tangga (C), perilaku usaha dan dunia usaha tercermin lewat komponen investasi (I) yang ditanam, pemerintah melalui anggaran belanjanya (G) dan sektor perdagangan internasional yang tercermin lewat nilai ekspor / impor netto-nya. Teori diatas selanjutnya menurunkan pertimbangan parsial pada faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam melakukan investasi. Seperti halnya dalam konsumsi yang dilakukan oleh sektor rumah tangga, investasi oleh para pengusaha ditentukan oleh beberapa faktor. Salah satu diantara faktor-faktor penting yang dipertimbangkan adalah besarnya nilai pendapatan nasional yang dicapai (Sukirno, 2006). dalam kebanyakan analisa mengenai penentuan pendapatan nasional pada umumnya variabel investasi yang dilakukan oleh pengusaha berbentuk investasi otonom (besaran / nilai tertentu investasi yang selalu sama pada berbagai tingkat pendapatan nasional). Tetapi adakalanya tingkat pendapatan nasional sangat besar pengaruhnya pada tingkat investasi yang. Secara teoritis, dapat dikatakan bahwa pendapatan nasional yang tinggi akan memperbesar pendapatan masyarakat dan selanjutnya pendapatan masyarakat yang tinggi itu akan memperbesar permintaan atas barang-barang dan jasa. Maka keuntungan yang dicapai oleh sektor usaha dapat mencapai targetnya, dengan demikian pada akhirnya akan mendorong dilakukan investasi-investasi baru pada sektor usaha. Dengan demikian, apabila nilai pendapatan nasional semakin bertambah tinggi, maka investasi akan bertambah tinggi pula. Dan sebaliknya semakin rendah nilai pendapatan nasional, maka nilai permintaan investasinya akan semakin rendah pula. Pengembangan yang dilakukan para ekonom Neo Klasik pada teori Keynes ini terlihat pada formulasi yang dikembangkannya pada model akselerator investasi. Dijelaskan bahwa laju investasi adalah sebanding dengan perubahan output dalam perekonomian.
Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 1996-2010
Tahun
|
Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)
|
Tingkat Inflasi (%)
|
1996
|
7,82
|
6,47
|
1997
|
4,70
|
11,05
|
1998
|
-13,13
|
77,63
|
1999
|
0,79
|
2,01
|
2000
|
4,92
|
9,35
|
2001
|
3,64
|
12,55
|
2002
|
4,50
|
10,03
|
2003
|
4,78
|
5,06
|
Tahun
|
Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)
|
Tingkat Inflasi (%)
|
2004
|
5,03
|
3,69
|
2005
|
5,69
|
17,11
|
2006
|
5,50
|
6,60
|
2007
|
6,35
|
6,59
|
2008
|
6,01
|
11,06
|
2009
|
4,58
|
2,78
|
2010
|
6,10
|
6,96
|
Sumber: Badan Pusat Statistik
Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk melakukan pengendalian terhadap kondisi pada saat krisis tahun 1998 membuahkan hasil dimana inflasi dapat ditekan hingga mencapai 2,01% walaupun disatu sisi pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 0,8%. Sayangnya di satu sisi tahun-tahun berikutnya masih kurang stabil. Bahkan secara umum, selama tahun 2001, kinerja perekonomian Indonesia menunjukan pertumbuhan yang melambat. Hal ini tidak terlepas dari kondisi internal dimana masih tingginya resiko dan ketidakpastian yang berkelanjutan berbagai permasalahan dalam negeri yang terkait dengan restrukturisasi utang. Hal ini mengakibatkan menurunnya kepercayaan dunia usaha untuk melakukan kegiatan produksi dan investasi, yang pada akhirnya menghambat pertumbuhan ekonomi yang tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang turun menjadi 3,8% dari 4,9% pada tahun 2000.
Kondisi perekonomian Indonesia pada tahun-tahun berikutnya dapat dikatakan cukup stabil hingga tahun 2005. Walaupun pertumbuhan ekonomi mencapai 5,69% lebih tinggi dari tahun 2004 yaitu sebesar 5,03%, tetapi di satu sisi tingkat inflasi mencapai tingkat tertingginya sejak krisis ekonomi sejak tahun 1998 yaitu sebesar 17,11% dan terjadi depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang cukup tajam. Hal ini terkait dengan kenaikan harga BBM yang dikeluarkan pemerintah pada oktober 2005.
Setelah terjadi tekanan yang cukup tinggi pada perekonomian Indonesia pada tahun 2005, upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menstabilkan perekonomian membuahkan hasil tahun berikutnya. Walaupun pada tahun 2007, perekonomian Indonesia dibayangi oleh gejolak eksternal sebagai efek dari terjadinya krisis di Amerika Serikat. Untungnya perekonomian Indonesia masih dapat mencatat prestasi yang cukup baik, hal ini tercermin pada peningkatan pertumbuhan ekonomi, penurunan tingkat inflasi dan angka pengangguran dalam negeri dan apresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di Indonesia.
Sehingga pengaruh investasi terdapat perekonomian dapat ditinjau dari pendapatan nasional.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan uraian - uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu :
- Investasi sangat mempengaruhi terhadap pendapatan nasional dalam negeri di Indonesia.
- Pembentukan modal atau investasi adalah mutlak diperlukan dalam usaha mempercepat laju pertumbuhan ekonomi, karena sangat dibutuhkan untuk membiayai pembangunan dan agar produksi (output) nasional Hal ini terutama didukung oleh terciptamya iklim investasi yang bagus dan baik,berarti pendapatan yang meningkat cenderung mendorong masyarakat untuk meningkatkan konsumsinya walaupun itu dicapai melalui penggunaan kredit.
Saran
- Pemerintah harus lebih mengawasi perekonomian, melalui kebijakan-kebijakan yang dibuat agar kebijakan tersebut dapat lebih menghidupkan perekonomian di Indonesia dan dapat menarik investor-investor dalam menanamkan investasinya lebih banyak lagi di Indonesia.
- Lebih meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui produk domestik brutonya, sehingga dapat menarik investor dalam menanamkan investasinya.
- Menjaga tingkat inflasi dalam negeri agar tetap stabil, sehingga membuat harga-harga dalam negeri juga tetap stabil sehingga mendorong meningkatnya investasi dalam negeri.
- Meningkatnya pendapatan nasional memang suatu prestasi yang baik. Akan tetapi bukan berarti kesejahteraan dan kemakmuran warga masyarakat mengikuti begitu saja. Untuk itu pemerintah harus lebih memaksimalkan pemerataan dalam mendistribusikan pendapatan, agar tidak terjadi gap (kesenjangan) di dalam tingkat kehidupan masyarakat yang berakibat munculnya suatu ketegangan.
DAFTAR PUSTAKA
- A.Karim, Adiwarman.2012. Ekonomi Makro Islam.Jakarta:Rajawali
- Adji Aji Yuniarto.2008.skripsi “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investasi di Provinsi Jawa Tengah”.
- Boediono.1998.SeriSinopsisPengantarIlmuEkonomiNo.2EkonomiMakro.PT BPFE.Yogyakarta
- Dumairy.1996.Perekonomian Indonesia.Jakarta:Erlangga.
- http://wartaekonomi.co.id/berita6672/menkeu-optimistis-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-tahun-2012-capai-65-persen.htmldiakses pada tanggal 3 januari 2013
- http://finance.detik.com/read/2012/12/26/180014/2127270/4/hatta-ekonomi-indonesia-tahun-2013-lebih-baik-lagi diakses pada tanggal 3 januari 2013
- Mankiw,N.Gregory.2000.Teori Makro Ekonomi.Jakarta: Erlangga.
- Mankiw,N.Gregory.2012.Pengantar Ekonomi Makro.Jakarta: Salemba Empat.Edisi Asia.
- Sulistiani.2006. skripsi “ Faktor-faktor yang memperngaruhi investasi di indonesia tahun 1998-2004”.
- Sukirno, Sadono. 2006. Makroekonomi : Teori Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Pustaka.
judi sabung ayam dengan presentase kemenangan tertinggi
ReplyDeleteUntuk info lebih lanjut bisa melalui:
Proses deposit dan withdraw tidak terbatas dan 24 jam online hanya untuk member setia kami
Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
whatup : 08122222995
BBM: D8C363CA
bosen kalah kalah aja..?? silahkan coba registrasi di bolavita permainan ayam
ReplyDeletehanya dengan modal 50 ribu sudah bisa jadi jutawan
buktikan sendiri no Hoax... ^^
info lbh lanjut:
WA: +628122222995
BBM: BOLAVITA(NEW)