Tugas Wawancara di APIKRI Yogyakarta disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia,
By : Suriyanti Nasution 31 Mei 2014
A. PENDAHULUAN
Sumber Data: Angka Sementara Kementerian Koperasi dan UKM (diolah)
Dilihat dari data diatas bahwa usaha mikro, kecil dan menengah setiap tahunnya mengalami perkembangan yang diantara tahun 2011-2012 mengalami peningkatan pada usaha mikro sejumlah 2,4%, usaha kecil 2,38% dan usaha menengah 10,65 %. Dan dilihat dari perbedaan antara UM,UK dan UMen seperti ditabel bawah ini membuat peneliti berminat melakukan wawancara ke Apikri Yogyakarta, dimana target Apikri itu sendiri ekspor dan menaungi banyak usaha mikro dan kecil.
Dilihat dari data diatas bahwa usaha mikro, kecil dan menengah setiap tahunnya mengalami perkembangan yang diantara tahun 2011-2012 mengalami peningkatan pada usaha mikro sejumlah 2,4%, usaha kecil 2,38% dan usaha menengah 10,65 %. Dan dilihat dari perbedaan antara UM,UK dan UMen seperti ditabel bawah ini membuat peneliti berminat melakukan wawancara ke Apikri Yogyakarta, dimana target Apikri itu sendiri ekspor dan menaungi banyak usaha mikro dan kecil.
No Uraian Pengertian Kriteria
a. Usaha Mikro
Usaha produktif milik perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagai diatur dalam undang - undang .
Asset : Maks 50 juta
Omzet : Maks 300 juta
b. Usaha Kecil
Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan ataumenjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagai dimaksud undang- undang.
Asset : >50- 500 juta
Omzet: >300 juta-2,5 M
jumlah tenaga kerja sebanyak 5 – 19 orang.
c. Usaha Menengah
Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha.
Asset :>500 juta – 10 M
Omzet : > 2,5 M – 50 M
jumlah tenaga kerja sebanyak 20 – 99 orang.
B. METODE PENELITIAN
1. ObjekObjek dalam penelitian ini adalah APIKRI YOGYAKARTA
2. Metode
Menggunakan metode penelitian field research yaitu penelitian lapangan ke pihak yang terkait dengan penelitian.
3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
a. Observasi
Melakukan pengamatan langsung, menggali informasi awal ke lapangan untuk mendapatkan data serta informasi secara langsung terhadap objek yang akan diteliti dengan mencari tahu lokasi dan pengamatan lokasi.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
a. Observasi
Melakukan pengamatan langsung, menggali informasi awal ke lapangan untuk mendapatkan data serta informasi secara langsung terhadap objek yang akan diteliti dengan mencari tahu lokasi dan pengamatan lokasi.
b. Interview atau wawancara
Interview atau wawancara yang dilakukan dengan cara tanya jawab kepada bapak Amir selaku pengelola APIKRI Yogyakarta.
Interview atau wawancara yang dilakukan dengan cara tanya jawab kepada bapak Amir selaku pengelola APIKRI Yogyakarta.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data - data dari hasil wawancara, observasi, data laporan yang didapatkan dari Apikri Yogyakarta.
Dokumentasi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data - data dari hasil wawancara, observasi, data laporan yang didapatkan dari Apikri Yogyakarta.
C. PEMBAHASAN
1. Profil Apikri
Apikri (Asosiasi Pemasaran Kerajinan Rakyat Indonesia) didirikan oleh 19 produsen kerajinan mikro dan 16 LSM (organisasi non-pemerintah) dengan modal awal Rp. 180.000, - pada tahun 1987. Pada tahun 1990 Apikri dirubah menjadi Yayasan Pengembangan Produsen Kerajinan Rakyat Indonesia "Apikri"
Apikri dimiliki oleh 59 Anggota terdiri dari Pendiri (mikro-produsen dan aktivis LSM, mikro dan kelompok mikro-produsen, semua Kantor Manajemen dan Staf). Aprikri merupakan klaborasi Antara pembangunan masyarakat dan pemasaran untuk memberdayakan produsen kerajinan tangan mikro dan kecil.
2. Visi Apikri
Untuk menjadi suara perdagangan yang adil untuk memberdayakan masyarakat kerajinan mikro & kecil di Indonesia
Untuk menjadi suara perdagangan yang adil untuk memberdayakan masyarakat kerajinan mikro & kecil di Indonesia
3. Misi Apikri
Berdasarkan kondisi obejektif mikro-produsen kerajinan,
1. Untuk meningkatkan kapasitas untuk membangun bisnis produsen kerajinan tangan mikro & kecil,
2. Untuk memfasilitasi produsen kerajinan tangan mikro & kecil untuk akses pasar,
3. Untuk sthrengthen satu produsen kerajinan tangan mikro & kecil sebagai aktor dalam dinamika ekonomi nasional,
4. Untuk memperkuat keadilan dalam perdagangan sebagai instrumen untuk mencapai demokrasi dalam kehidupan ekonomi.
4. Apikri
Apikri tidak hanya sebagai peluang pasar bagi usaha mikro (anggota kelompoknya) melainkan kebutuhan lainnya seperti mempermuda dalam produksi serta pelatihan untuk mempermuda UKM/Pengrajin yang dibina berkembang. Adapun dua prinsip utama, yaitu koperasi dan prinsip-prinsip perdagangan yang adil. Apikri juga memiliki kesulitan dan memiliki beberapa kegiatan seperti penanaman pohon dilahan pembuat kerajinan dan bahan baku kayu yang bersertifikat itu seperti kayu jati, mahoni, sewon, dan lainnya.
Berdasarkan kondisi obejektif mikro-produsen kerajinan,
1. Untuk meningkatkan kapasitas untuk membangun bisnis produsen kerajinan tangan mikro & kecil,
2. Untuk memfasilitasi produsen kerajinan tangan mikro & kecil untuk akses pasar,
3. Untuk sthrengthen satu produsen kerajinan tangan mikro & kecil sebagai aktor dalam dinamika ekonomi nasional,
4. Untuk memperkuat keadilan dalam perdagangan sebagai instrumen untuk mencapai demokrasi dalam kehidupan ekonomi.
4. Apikri
Apikri tidak hanya sebagai peluang pasar bagi usaha mikro (anggota kelompoknya) melainkan kebutuhan lainnya seperti mempermuda dalam produksi serta pelatihan untuk mempermuda UKM/Pengrajin yang dibina berkembang. Adapun dua prinsip utama, yaitu koperasi dan prinsip-prinsip perdagangan yang adil. Apikri juga memiliki kesulitan dan memiliki beberapa kegiatan seperti penanaman pohon dilahan pembuat kerajinan dan bahan baku kayu yang bersertifikat itu seperti kayu jati, mahoni, sewon, dan lainnya.
Asset
Tahun ini aset Apikri kira-kira adalah Rp. 2.500.000.000, -,
Omset
Kurang lebih 5 tahun ini mencapai 3,1 M – 3,9 M
Tahun ini aset Apikri kira-kira adalah Rp. 2.500.000.000, -,
Omset
Kurang lebih 5 tahun ini mencapai 3,1 M – 3,9 M
Target Pasar :
1. Fokus terhadap ekspor 90 % dan memberikan fasilitas kepada anggota mikro untuk bersaing di pasar lokal (Indonesia) 10 %.
2. Negara yang menjadi lokasi ekspor yaitu Amerika Utara (50%) , Inggris, Prancis, Kanada, Spanyol, Belanda, Cina, Hongkong, Australia, Jepang
3. Pasar di wilayah Indonesia yaitu Jogja, Jakarta dan Bali
1. Fokus terhadap ekspor 90 % dan memberikan fasilitas kepada anggota mikro untuk bersaing di pasar lokal (Indonesia) 10 %.
2. Negara yang menjadi lokasi ekspor yaitu Amerika Utara (50%) , Inggris, Prancis, Kanada, Spanyol, Belanda, Cina, Hongkong, Australia, Jepang
3. Pasar di wilayah Indonesia yaitu Jogja, Jakarta dan Bali
Mengenai harga, harga ekspor lebih tinggi karena disesuaikan sekmen pasar yaitu kelas menengah hingga atas. Dan kualitas diutamakan serta bahan baku seperti kayu harus memiliki sertifikat agar muda ekspor dan baik dalam kualitas.
Produk :
1. Perak dan Kuningan
2. Kerajianan Kayu
3. Bambu
4. Keramik
5. Kulit
6. Batik dan Testil
1. Perak dan Kuningan
2. Kerajianan Kayu
3. Bambu
4. Keramik
5. Kulit
6. Batik dan Testil
Pengelolaan Barang Yang Tidak Terjual
1. Mencari pasar yang ingin barang tersebut
2. Barang tetap disimpan
3. Cuci gudang dengan harga dasar
4. Bahan tima, perak dan kuningan di olah kembali
1. Mencari pasar yang ingin barang tersebut
2. Barang tetap disimpan
3. Cuci gudang dengan harga dasar
4. Bahan tima, perak dan kuningan di olah kembali
No comments:
Post a Comment