Muar, 24
Januari 2017 :
Berhubung
malam itu kami di jemput oleh staf pondok pesantren suami jadi kami ndak perlu
repot-repot dan bingung lagi, yang sebelumnya sempat pusing karena suami 2 hari
sebelum berangkat nampaknya temannya lupa kalau kami akan ke tempatnya dan tiba
di Senai Airport tengah malam. Jadi kami buat plan B kalautidak di jemput
gunakan taksi atau grab car (sama seperti di Indonesia) menuju pusat Johor
Bahru mencari hostel karena untuk bermalam sebab besok paginya lanjut
perjalanan. Tapi Alhamdulillah hari itu juga sebelum keberangkatan temannya
beri kabar bisa menjemput namun diwakilkan oleh stafnya karena beliau sibuk.
Malam itu
udara Johor Bahru dingin sekali dan ndak ada perubahan bandara juga
lokasi-lokasi yang pernah saya lewati tahun 2014 lalu. Malam itu jalanan sepi
dan yang membuat kami kaget yaitu staf teman suami menggunakan mobil dan disana
mobil disebut kereta, mobil berkecepatan diatas 120km pastinya sudah
terbayangkan bagaimana mau terbang kali ya badan ne, suami saya tahu kalau
jantung saya nyeri dan saya mulai pucat begitu juga suami pucat belum selesai
rasa pobia pesawat ditambah jalanan sepi serta kebiasaan orang tertentu disana
mengunakan kereta (bahasa mobil disana) kebut ya begini, tapi jangan kaget kata
teman suami saat besoknya kami tanya memang orang Muar dan Johor rata-rata
kebut efek jalan mulus dan sepi.
Oya malam itu
kami perjalan menuju Muar dari Senai Aiport Johor Bahru jarak tempuh 2jam
karena kecepatan segitu sampai sana hanya 1 jam 30 menit dan itupun sempat
berhenti di 7eleven untuk beli minuman. Serasa pulang kampung ke Teluk Panji,
Kampung Rakyat. Jalanan sepi banyak kelapa sawit dan perkampungan hanya
membedakan tanah disini sebahagian putih dan gambut juga aspal yang luar biasa
mulus sampai plosok sedangkan di kampung kelahiran saya aspal hanya sebahagian
itupun sudah banyak rusak bertahan 1-2 tahun saja.
Untuk menuju
Muar bisa menggunakan bus apa saja dengan harga yang bervariasi dengan jadwal,
harga dan nama bus dibawah ini namun ini data Januari 2017 melalui secara
langsung ataupun dengan online semua sama jadwal,harga ada yang sama ada yang
beda dan nama bus, hanya saja jika beli saat on the sport takut kehabisan
terlebih musim liburan:
Transportasi
Johor Bahru – Muar atau sebaliknya Muar-Johor Bahru
Bus KKKL
Express : RM 17 || Jadwal :
07.45am, 08.30am, 09.30am, 10.30am,
11.30am, 12.00pm, 12.30pm, 01.30pm, 02.30pm, 03.30pm, 05.00pm, 05.45pm,
06.00pm, 07.00pm, 08.00pm.
Bus Mayang
Sari : RM 16.70 || Jadwal : 07.30am,
08.00am, 08.30am, 09.00am, 09.30am, 10.00am, 10.30am, 11.30am, 12.30pm,
02.00pm, 02.30pm, 04.00pm, 05.00pm, 06.00pm, 06.30pm, 07.00pm, 07.30pm.
Transportasi
Kuala Lumpur – Muar
Bus Transnasional
: RM 17.60 || Jadwal : 10.00am,
03.30pm, 09.00 pm.
Bus Mayang
Sari : RM 16.70 || Jadwal : 07.00am,
08.00am, 09.00am, 10.00am, 10.30am, 11.00am, 11.30am, 12.00pm, 01.00pm,
01.30pm, 02.00pm, 02.30pm, 03.00pm, 03.30pm, 04.00pm, 04.30pm, 05.00pm,
05.30pm, 06.00pm, 06.30pm, 07.00pm, 07.30pm, 08.00pm, 08.30pm, 09.00pm,
10.00pm, 10.30pm, 11.00pm, 11.30pm.
Malam dini
hari kami tiba di Muar,Johor Bahru tuan rumah sudah tidur kami menunggu di luar
sedangkan stafnya membangunkannya. Penantian selesai suami bertemu dengan tuan
rumah yaitu teman suami namun tidak banyak berbicara karena sudah larut malam selain
itu kami cukup lelah. Kami di tunjukan kamar khusus tamu yang cukup luas dan
bersih serasa di hostel saja. Kami langsung bersih-bersih dan istirahat. Ndak
lupa saat diperjalanan dan di kamar kami (saya dan suami) saling mengucapkan
“Selamat
hari pernikahan yang ke 3 tahun” dan doa teriring kepada kami. Sebav saat
itu tepat tanggal 25 Januari hari dimana kami dipersatukan dalam ikatan suci
melalui akad nikah serta tujuan utama kami ke luar negeri untuk merayakannya.
Muar, 25 Januari 2017:
Suasana Muar |
perpohonan yang hijau serasa mudik ke Teluk Panji I,Kecamatan Kampung Rakyat tempat saya lahir dan dibesarkan hanya bedanya soal jalan. Suami mengajak saya jalan santai hingga akhirnya kami menemukan peternak rusa, seperti kebun binatang dan rusanya besar-besar, kami hanya melihat dari kejauhan saja. Selain itu kami dikejutkan bahwa kami berdiri di perbatasan antara Muar dan Malaka, ya begitulah Muar dekat dengan Malaka selain itu Muar juga dekat dengan Indonesia yaitu pula Bengkalis dan Dumai.
Setelah puas
di TK kami diajak ke pesisir atau muara laut yang terkenal dengan sebutan Pasar
Nelayan, lumayan banyak nelayan dan
pedagang seperti layaknya di Indonesia tentu sudah tahu bagaimana suasananya,
tempat ini juga merupakan objek wisata, suasanan nelayan dan bibir laut lepas.
Kami ndak lama disini hanya melihat suasanan lalu lanjut ke suatu tempat yaitu
pinggir laut lepas yang dapat melihat Dumai,Indonesia dan pulau Bengkalis 30
meter dari lokasi ini ada waterbom milik orang Singapore. Lagi-lagi kami hanya
melihat sekilas sebab waktu sudah mepet untuk berangkat ke Malaka maksimal
badha zuhur, selain itu kami juga diberi kesempatan menggunakan mobil mereka
yang dirumah untuk keliling Muar tanpa ditemanin mereka setelah selesai kami
dari Malaka.
Dua Masjid Saling Berseberangan |
Tujuan akhir
kami yaitu pinggiran muara kota Muar yaitu induk wisata Muar (Masjid, pinggiran
pantai, pelabuhan, gedung-gedung pemerintahan, jam Muar dan suasana kota
klasik). Semua selesai kami menuju pulang ke Pondok Pesantren dengan
menyempatkan diri shalat di salah satu masjid, sesampai di Pondok Pesantren
yang cukup terkenal di Muar itu kami bergegas untuk mempersiapkan diri ke
Malaka, awalnya ingin gunakan bus namun teman suami meminta kami untuk gunakan
mobil mereka yang berwarna biru (ndak terpakai hanya berdiam di garasi rumah)
dengan waswas karena suami SIMnya belum internasional Bismillah kami berangkat
ke Muar dengan bantuan wash.
Untuk pembahasan Malaka klik Malaka Kota Bersejarah
Muar, 26
Januari 2017 :
Hari ini kami
puaskan istirahat dan bersantai ria di kamar berhubung kemarin tanggal 25
Januari 2017 kami pulang malam, lalu ketemu rajia tapi Alhamdulillah 50 meter
sebelum polisi kami harus muter balik ke jalan Kesang Laut yang berketepatan
diseberang kami sebelumnya kami berhenti mengisi bensin cukup menghabiskan
RM20, selain itu kami full jalan kaki mengelilingi Malaka mungkin sudah
berkelo-kelo meter jalan, memang sih kami ndak merasakan lelah namun semua
untuk kami siapkan diri saat ke Kuala Lumpur. Hari dimana teman suami sibuk ada
kegiatan ndak bisa menemanin kami namun kunci mobil beliau meminta kami tetap
memegangnya untuk keliling Muar. Badha Ashar kami bergegas untuk mencari
detergen untuk mencuci pakaian dan menyempatkan jalan-jalan mengeliling tempat
yang sebelumnya sudah kami datangi namun kali ini kami mau benar-benar
menikmati berdua.
kemari banyak homestay. Kami asik santai menikmati kesegaran suasana ey dibelakang ada mobil dengan laju kencang dan klakson membuat kami senyum, soalnya disini seperti yang sebelumnya saya sampaikan pengendara mobil kencang-kencang sekali baik tua ataupun muda.
Ketiga, kami
berhenti di perbatasan desa Gading Barat dengan Kesang Laut ndak lupa kami buat
dokumentasi dan disini mungkin orang sana heran kali ya lihat tingkah kami mau
banget foto di papan tulisan seperti foto disamping ini.
Kami gunakan
mobil menuju ujung yang indah sekali, mobil kami parker ditempat yang aman lalu
kami melihat suasana, ey terlihat laut lepas dan antara samar-samar kapal
penjaga laut perbatasan terlihat juga sedikit berbentuk pepohonan pulau mungkin
itu pulau Bengkalis atau pulau disekitarnya yang merupakan bagian dari
Indonesia seperti yang mereka sampaikan hanya 1 jam dari Muar ke Dumai
menggunakan kapal.
Selesai
menikmati pemandangan yang dengan was-was sebab tertulis besar-besar untuk
berhati-hati karena daerah tersebut masih banyak buaya, waw
sekali bukan kami juga melihat nelayan menggunakan kapal kecilnya menuju laut lepas, setelah puas dan semakin was-was kami menyegerakan diri untuk pulang.
sekali bukan kami juga melihat nelayan menggunakan kapal kecilnya menuju laut lepas, setelah puas dan semakin was-was kami menyegerakan diri untuk pulang.
Ndak lengkap
perjalan kami tanpa ada menimbah pengalaman baru, menjelang magrib kami diajak
ke pengajian yang mengisi teman suami saya, pkl 19.00pm an kami mendengarkan
beliau ceramah dengan bahasa Melayu Malaysia hingga pkl 21.00pm sedikit menunda
shalat kurang lebih 20 menitan soalnya disana Isya jam 20.00pm lebih ya
setengah Sembilan malam. Sudah mendapat siraman rohani seperti tradisi disini selesai
shalat isya maka ada acara makan bersama di masjid dengan 1 talam bisa beberapa
orang, kali itu saya dapat 1 talam dengan istri teman suami dan anaknya, nasi
briani wawawa enak betul.
Muar, 27 Januari 2017:
Pagi pkl 09.15am kami menuju terminal bus
Muar mencari tiket menuju Kuala Lumpur, Alhamdulillah kami dapat keberangkatan
pkl 10.00am dengan menggunakan bus Mayang Sari dengan biaya RM16.70 per orang.
Sembari menunggu keberangkatan kami diajak oleh teman suami mengelilingi
kembali kota Muar. Tujuan kami masjid Masjid Sultan Ibrahim dan pinggiran laut.
Selamat tinggal muar, kami melajut perjalanan menuju Kuala Lumpur dan akan
kembali lagi beberapa hari lagi.
Perjalan kami tanggal 27-30 Januari 2017 dapat membaca tulisan Kuala Lumpur
Muar, 01 Februari 2017 :
Selesai perjalanan
kami di Kuala Lumpur dan Hatyai,Thailand kini kami akan mengucapkan selamat
bertemu kembali Muar,Malaysia. Awalnya kami ingin langsung ke Singapore namun
berhubung kami ndak enak dengan teman suami yang sudah banyak menjamu kebaikan
maka kami putuskan untuk kembali walau hanya menginap 1 malam saja. Seperti
yang kami duga pasti beliau sibuk, saat kami disana kami harus bisa mandiri
tanpa dijemput.
Setiba di
Terminal Bentayang Muar, aroma amis dan sepoyan laut membuat saya dan suami
mulai mual dan pusing terlebih sudah jam makan siang. Akhirnya kami
menyeberangi terminal menuju lokasi berbagai macam kuliner dan kami memilih
kuliner menu Arab yang cukup terkenal di Muar dan harganya aci gile murah
betul. Dapat dilihat dari daftar menu.
Selesai makan siang dan kekenyangan kami mencari taksi tepat di terminal dengan harga RM20 soalnya dalam taksi dihitung 4 orang sekali jalan kalau hanya berdua ya seperti kami jadi rugi tapi ndak masalah lah. Soalnya juga jarak lumayan jauh dari Kota menuju Desa Kesang Laut. Sesampai di pondok pesantren kami langsung kerumahnya Alhamdulillah istrinya ada akhirnya kami bisa langsung ke kamar tamu untuk istirahat. Kali ini kami lebih banyak istirahat dirumahnya hingga malam. Sorenya saya berbicara soal bisnis oleh para staf pondok pesantren hehehe.
Muar, 02 Februari
2017 :
Terminal Bus Bentayan |
No comments:
Post a Comment